Tuesday, February 03, 2009

Bisnis Yang Pasti Untung, Sepasti Matahari Terbit di Pagi Hari


Kemarin lusa aku berbincang dengan seorang sahabat lama yang tinggal beda kota dengan aku. Dia tinggal ditanah Jawa dengan usaha kecilnya yang makin maju. Dalam pembicaraan, karena sesama sarjana ekonomi kami sampai pada topik bahasan krisis global yang melanda seluruh dunia. Mulai kita bicarakan Amerika yang sudah pasti akan hancur ekonominya, Jerman, Jepang dan beberapa negara maju lainnya.

Sampai pada Indonesia yang masih optimis dengan pertumbuhan positif, kami sepakat kita akan bisa melewati ini semua. Alasan kita adalah kejadian tahun 1997-1998, dimana kami belum lulus dan merasakan beratnya keadaan waktu itu, toh kita mampu melewatinya. Pembicaraan terus berlanjut dan karena profesiku sebagai PNS, maka aku cenderung sedikit keluhan, tetapi sebagai seorang wiraswasta tentu temanku akan mempunyai banyak keluhan.

Dia bercerita bagaimana ordernya sudah turun sampai dengan nilai 30-40 persen tahun 2008 dan dia juga khawatir akan kejadian ditahun 2009. Yang bisa dipertahankan hanya bagaimana bertahan dalam krisis dan mencoba tidak memPHK kan karyawannya karena alasan kemanusiaan. Tetapi dia juga masih bimbang, sampai kapan ini akan berlangsung dan seberapa hebat Obama akan menolong Amerika dan dunia melewati krisis ini. Dia coba perkirakan bahwa tahun 2010 kalau belum ada perubahan maka usaha ini akan bangkrut total, kalau ini bisa diprediksi dia lebih memilih untuk saving cash money atau investasi emas saja. Namun ini juga akan memukul existensi dia sebagai wiraswasta yang sudah punya relasi juga hajat hidup keluarga karyawannya.

Samapi pada saat dia bertanya, kira-kira bisnis apa ya yang aman dalam waktu menunggu krisis ini berakhir? Aku bilang, bahwa aku mendapat pencerahan dari buku dan internet. Aku sudah diberikan informasi tentang sebuah peluang bisnis yang pasti untung. Dia heran dan bertanya, ROI nya berapa? PBP berapa tahun? Resikonya high, medium atau low? Memang pertanyaan orang ekonomi hanya ini saja. Dan aku menjawab, ROI jauh sangat tinggi, PBP sangat cepat dan resiko adalah nol alias zero risk.

Dia langsung protes, ”eh gini-gini, biar kata Ipku dibawah 2,5 tapi aku juga ngerti bisnis kayak gitu Cuma ada di dongeng.”katanya agak sewot. Aku melanjutkan, dengan memulai bercerita sebuah kisah pada jaman sahabat Rasulullah.

Dulu juga pernah terjadi krisis yang mungkin lebih parah dari sekarang. Suatu ketika madinah mengalami masa paceklik yang sangat parah akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan banyak yang mati. Masyarakat madinah banyak yang mengalami kelaparan Pada saat gawat itu, dating rombongan kafilah dari syam membawa barang dagangan yang sebagaian besar berupa makanan. Rupanya barang dagangan itu kepunyaan Utsman bin Affan, Salah satu sahabat terkemuka Rasulullah yaitu Utsman bin Affan, yang kelak menjadi khalifah muslim ketiga. Para pedagang madinah berebutan ingin membelinya dengan maksud akan di jual kembali kepada masyarakat yang memang sangat membutuhkan dengan harga berlipat-lipat. Mereka menawar barang dagangan itu dengan harga 3 kali lipat dari harga pembeliannya. Tetapi tawaran yang menggiurkan itu di tolak oleh Utsman bin Affan, “Maafkan saya”, barang dagangan ini telah terjual dengan harga yang lebih besar dari itu!” tentu saja para pedagang ini keheranan, siapa yang berani membeli dengan harga tinggi itu. Mereka pun bertanya, “Wahai sahabat, siapakah orang-orang yang telah membeli barang-barang daganganmu dengan harga sangat tinggi itu?” Utsman pun menjawab dengan singkat, “Allah”!!. Dengan keheranan mereka balik bertanya, “Bagaimana caranya Allah memberikan keuntungan itu kepadamu?” jawab Utsman, “ Allah menjanjikan kepadaku keuntungan tidak kurang dari 700 kali lipat, tidakkah kalian ingat janji Allah itu dalam Al-qur’an?”. Lalu Utsman pun membacakan firman Allah berikut : “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, tidak ubahnya sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Pada masing-masing tangkai terdapat 100 butir biji”. Al- Baqarah : 261.

Dengan rasa takjub, para pedagang itu bertanya, “apakah engkau akan sedekahkan dagangan yang sangat banyak ini?” Utsman pun menjawab, “Benar. Seluruhnya aku sedekahkan kepada masyarakat yang menderita karena paceklik yang parah ini!”.

Cerita ini kan bukti, bahwa kalau kita bisnis dengan Allah pasti akan bahagia. Hasil kita dapat, orang lain juga senang dan hati kita juga bersih. Jadi jangan pernah ragu untuk setiap saat berbisnis dengan Allah melalui sedekah, menolong orang dan selalu mengedepankan hati nurani kita. Coba kalo kita lihat lagi Surat Al-Baqoroh ayat 245:“Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (Rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu di kembalikan.”

Juga di salah satu hadis qudsi: “Wahai manusia! Mengapa angan-anganmu masih juga membumbung tinggi, padahal Allah telah menjamin Rezekimu? Mengapa engkau masih kikir juga, padahal engkau tahu ganti itu dari Allah?” (Hadits Qudsi).

”Tuh kan, enak dan sudah terjamin. Mana lagi yang llebih enak, kita sudah punya jalan menuju pintu rehjeki” ujarku pada kawanku. Trus dia berkata dengan cepet” Ah teori, emang kamu udah ngejalanin?” tanyanya balik kepadaku. ”Aku masih mau mulai, maklum imanku juga belum tebel. Doain aja kau bisa seperti itu” jawabku sambil nyengir.

Jadi ilmu sudah ada, contoh sudah ada tinggal keyakinan kita akan janjiNya. Selamat mencoba Bisnis ini.

No comments: