Monday, December 15, 2008

BBM Turun: Terimakasih Pemerintah


Harga BBM turun dalam 2 minggu ini. Sebuah berita yang menggembirakan tetapi sekaligus juga terasa ganjil. Tidak muncul respon kegembiraan namun hanya biasa saja menerima dengan syukur yang disimpan didada masing-masing. Terlebih lagi para pengamat hanya mengatakan itu demi popularitas menjelang Pemilu dan Pilpres.

Terserah apapun yang diniatkan oleh pemerintah, namun patut kita syukuri bahwa sedikit banyak beban kita akan berkurang. Coba kita sekarang berfikir apabila terjadi pengurangan harga kebutuhan pasti akan berakibat menurunnya pengeluaran biaya kita. Terlepas dari sekarang harga naik, daya beli kita turun ataupun krisi global dunia, tetapi yang harus kita ucapkan sekarang adalah Alhamdulillah, bahwa masih ada langkah pemerintah yang pro kepada rakyat. Mungkin efeknya tidak sebesar waktu harga BBM naik yang berakibat inflasi bias naik pesat, tetapi paling tidak kemampuan kita mensyukuri hal ini yang harus didepan.

BBM adalah salah satu kebutuhan hidup yang menguasai semua lini kehidupan sebelum energi alternative yang lain dikembangkan. Kita bias melihat ini dalam kacamata yang luas dengan melakukan persiapan yang lebih terhadap gejolak yang akan terjadi nantinya. Kita juga mampu berbuat lebih dengan menunjukkan simpati besar kepada pemerintah.

Baik kiranya apabila kita melakukan gerakan terimakasih yang dalam terhadap keputusan pemerintah seperti sewaktu pemerintah menaikkan BBM dengan drastis, kita harus berperang argumen, fisik dan energi lain. Lebih fair kita mengkritisi ini terbuka bahwa terimakasih yang dalam melihat pemerintah juga memperlihatkan komitment mereka. Ada yang bilang terlambat, tetapi mereka juga menikmati hasilnya. Ada yang bilang itu terdapat agenda politik, tetapi mereka juga bukan meminta harga BBM tetap. Semua menikmati ini.

Kenapa susah buat kita mengucapkan rasa terimakasih, terutama buat lawan-lawan politik yang harusnya lebih besar hati melihat ini menjadi kepentingan semua rakyat. Memang susah melihat sebuah keberhasilan dari lawan politik, tetapi ini juga harusnya menjadi pelajaran buat kita bahwa mengucapkan terimakasih adalah penting bagi kepada siapapun yang telah berbuat untuk kebaikan dan ini harusnya menjadi budaya bagi kita semua.

Kalau anak kita yang masih kecil mengambilkan kita koran, kita pasti mengucapkan terimakasih nak. Tetapi ketika kita beli koran dijalan kita jarang mengucapkan terimakasih karena kita merasa menolong mereka dengan memberli korannya, dan kita tidak pernah merasa ditolong mendapatkan informasi. Kalau kita telah mengerjakan tugas dari atasan, walaupun dia yang menyuruh kita pasti tidak lupa mengucapkan terimakasih, apapun alasannya baik basa-basi, kesopanan atau karena mendapatkan kesempatan kita otomatis mengatakan terimakasih. Tetapi kalau kita beli bensin kita bahkan tidak mau turun dari mobil apalagi mengucapkan terimakasih.

Pernah kita berfikir untuk berterimakasih kepada orang yang telah membangun jalan raya yang sering kita lewati? Pernahkah kita berterimakasih kepada petugas PLN yang senantiasa menghidupkan listrik untuk kita? Pernahkah kita berterimakasih kepada petugas PDAM yang terus menjaga supply air kerumah kita? Atau pernahkah kita berterimakasih kepada semua yang kita dapat dengan mudah? Terimakasihlah kepada Alloh SWT dan jangan lupa terimakasih pada mereka yang telah menjadi mediator Alloh ke kita karena semua jasa-jasanya. Mudahkan ucapan terikasih kita kepada semua mahluk dan perbanyak rasa syukur kita kepada apa yang kita dapat.

Yok mulai dari sekarang kita menjadi bangsa yang berbudaya dengan mulai dari kita untuk mengucapkan sebanyak mungkin kata terimakasih dan jangan lupa segera kita mulai kepada orang terdekat kita, anak buah kita, office boy kita, istri kita, anak kita, teman kita dan semua yang tiap hari kita temui

Terimakasih Pemerintah Indonesia, kalian telah menurunkan harga BBM sehingga kami dapat membeli bensin lebih murah. terimakasih sehingga beda harga ini membuat kami bisa makan lebih banyak lauk dari sebbelumnya. Terimakasih Pemerintah dengan beda harga ini kami juga bisa mengajak jalan-jalan keluarga kami. Terimakasih semuanya dan teruslah berfikir untuk kami dan kami akan ucapkan terimaksih padamu.

Antara Soeta dan Gambir:We are nice people


Sebuah cerita kecil terkadang membuat kita tersenyum melihat sebuah kenyataan yang selalu berseberangan. Seperti ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang baik ada yang jahat dan semua keterbalikan untuk sebuah dinamika kehidupan. Kita juga sering bermimpi, seperti Jhon Lennon, yang bermimpi tentang semua keadaan yang baik-baik saja, bermimpi semua menjadi sama tanpa perbedaan, sehingga tidak akan terjadi perang dan saling menyakiti.

Saya pernah ada pengalaman kecil yang hikmahnya besar, apalagi terjadi ditengah sebuah ancaman badai krisis global, dimana saya menyaksikan sendiri sebuah kenyataan bahwa bangsa Indonesia memang masih terdapat orang-orang yang ingin berbuat baik dan mau berbuat baik. Kisah ini dimulai ketika saya akan menuju sebuah tempat di Jakarta, ketika itu saya baru saja mendarat di Bandara Soeta-Banten, dan naik Bis Damri menuju Gambir. Didalam bis, seperti biasa kami berebut duluan untuk mendapatkan tempat duduk, alhamdulillah saya dapat tempat dinomer dua paling belakang. Nikmat betul rasanya dalam keadaan lelah saya bias duduk tenang sementara yang lain, sekitar 7-8 orang harus berdiri sampai tujuan. Disebelah saya duduk seorang laki-laki sekitar 40 tahunan, dan bertampang ‘sangar”, rambut agak memutih, badan kekar serta sulit senyum. Saya juga ragu menyapa karena sudah menilai dia sebagai sosok “preman”, gimana enggak mukanya saja sudah galak.

Kami menunggu bis untuk berangkat, dan saya melihat dari semua yang berdiri ada seorang ibu-ibu berusia sekitar 40an juga berdiri diantara para lelaki. Otomatis jiwa ketimuran saya langsung merasa aneh, kok ada ibu-ibu berdiri, harusnya para laki-laki ada yang mengalah. Tapi saya juga kok saat itu nggak sadar kalau saya juga laki-laki, dan setelah tersadar saya berniat akan memberikan tempat saya kepada ibu tersebut. Tapi saya menunggu saat yang tepat, menunggu bis itu jalan, menunggu apabila ada lagi yang masuk bis, siapa tahu dia lebih renta, menunggu-menunggu tanpa bertindak dengan alasan yang saya buat dihati saya.

Setelah bis itu berjalan, saya langsung merasa ini mungkin saatnya saya harus berkorban (merasa sudah hebat mau berkorban), saya mulai beanjak dari tempat duduk. Tiba-tiba, lelaki “sangar” sebelah saya berdiri dengan cepat dan langsung memanggil ibu tersebut untuk menawarkan tempat duduknya. Saya yang sudah terlanjur berdiri kaget malu, kok dia duluan yang menawarkan temapat duduk, dan herannya saya hanya terlambat 1 detik saja. Melihat saya lebih muda, saya katakana, “pak, Bapak aja yang duduk, saya berdiri saja”. Dia menolak, dan terjadi perdebatan kecil agar saling mempersilahkan duduk. Akhirnya saya yang mengalah untuk duduk, karena Bapak tadi keukeh mau berdiri saja. Tiba-tiba ada juga seorang laki-laki dibelakang kami nyeletuk, “ Ya sudah saya saja yang ngalah, Bapak duduk saja dan saya yang bediri!”. Dan tetap saja Bapak “sangar” tadi tidak mau, dia memilih untuk berdiri.

Mengagumkan, itu kata yang tepat melihat suasana islami dan saling menghormati terjadi dalam sebuah bis dimana kami semua tidak pernah kenal satu sama lain. Sebuah niat baik dari orang Indonesia yang menghormati wanita dan memahami pengorbanan seorang lelaki. Saya semua penumpang seperti tersihir dengan suasana itu, semua sepertinya menemukan sebuah cita-cita founding father kita dalam suasana tolong menolong dan tolerasi.

Sayangnya Susana ini dirusak oleh kondektur bis tersebut, dimana setelah kejadian itu dia datang megutip uang dengan ngomel-ngomel, apalagi ketika ibu tadi menyodorkan uang 50rb, dia berkata ketus,”pake uang pas saja, tidak ada kembalian” dengan wajah masam dan nada tinggi dank eras. Saya tersebyum dalam hati, Ya, Allah, Kau tunjukkan sebuah kenyataan, ditengah suasana islami yang baru kami temui dengan suasana haru, Kau tunjukkan suasana lain yang menyakiti hati orang melalui seseorang yang harus mengeluarkan kata-kata kurang pantas lewat nada dan isinya. Hilang suasana ikhlas, sabar dan senyum kami semua, kemudian waktu berlalu dengan penuh hening, tanpa ada percakapan lagi.

Hikmah dari kejadian ini buat saya adalah, ketika kita ingin berbuat baik jangan ditunda satu detikpun. Kejadian diatas membuktikan bahwa ternyata untuk sebuah kebaikan, saya terlalu lambat bertindak sehingga orang lain (yang saya sudah berburuk sangka menganggap dia “sangar”) melakukan tindakan baik lebih dulu, bayangkan saja pahala yang dia dapat. Sedangkan seharusnya kita bias mendapatkan kebaikan yang maksimal jadi kurang maksimal karena terlambat. Kembali menyitir 3M A’a Gym, makanya untuk berubah, marilah kita berubah untuk kebaikan dengan mulai dari diri kita sendiri (dalam konteks ini niatkan untuk kita yang berkorban), mulai dari hal yang kecil, dan mulai saat ini juga (nah ini yang susah, cerita tadi membuktikan saya juga menunggu siapa tau ada yang mau duluan). Semoga dengan kejadian diatas merubah saya dan yang membaca tulisan ini untuk selalu tergugah untuk menjadi lebih baik dari yang kemarin.

Musholla Kita Kotor:Kenyataan Menyakitkan


Awal bulan Desember 2008, saya menjadi panitia acara konvensi sebuah profesi di Batam. Dan sevagai panitia saya harus hadir pada saat sebelum pembukaan. Kebetulan hari ini saya harus melewati kesibukan cukup padat di kantor dan baru bisa hadir di Hotel berbintang 4 yang terletak di daerah Jodoh-Batam, tempat venue acara itu pada pukul 16.45 WIB. Itu berarti saya belum sempat menjalankan Sholat Ashar dan saya menyadari itu, sebelum berangkat saya niatkan untuk menjalankan sholat di hotel dimaksud.

Setelah sampai dihotel, saya menyapa beberapa teman panitia terlebih dahulu, dan kemudian saya pamit untuk menjalankan sholat. Saya bertanya kepada pegawai hotel dimana letak Musholanya, dan ternyata ada di lantai 2. Kemudian saya menuju Mushola, melepas sepatu, jam tangan, mematikan HP dan kemudian menuju tempat wudhu. Sampai ke tempat wudhu ternyata gabung dengan toilet, dan yang saya kaget tempat wudhunya ternyata hanya satu didalam toilet. Lebih kaget lagi, melihat kran dan pipanya berwarna coklat berkarat. Yang membuat saya mengerutkan dahi, setahu saya Hotel ini salah satu yang terbaik di Batam dengan fasilitas seperti toilet yang wangi, marmer, kran bagus, interior yang standar internasional dan kelengkapan lainnya. Melihat warna kran duntuk wudhu, tempat wudhu dan fasilitas wudhu, saya Cuma berfikir bahwa bagaimana mungkin ya didalam satu ruangan (toilet dan wudhu) terjadi perbedaan perlakuan. Kran dan pipa kok jayh dari estetika, dimana kran cuci tangan sangat indah, dudukan kloset juga bagus, dan semua yang ada indah kecuali disudut tempat wudhu.

Mungkin ini biasa bagi kita melihat tempat untuk ibadah dan fasilitasnya disebuah tempat umum adalah minim. Khususnya tempat ibadah untuk Agama Islam, selalu musholanya tidak indah (kalo tidak boleh disebut kumuh), ditempatkan di posisi yang tidak strategis, berbau karena dekat parkir, mukena umunya berbau, sajadahnya tidak bagus, tempat wudhu yang kotor juga dan segala permasalahan yang kita anggap biasa. Sepertinya pengelola memang hafal betul bahwa umat Islam itu kotor, tidak peduli dan memang begitulah Islam. Padahal Rasulullah mengajarkan Islam dengan kebersihan, keindahan dan kesucian, tetapi tidak satupun kita perbah mengangkat masalah ini karena kita juga tidak peduli.

Cobalah kita melihat fasilitas di sebuah Mall di Jakarta, Plaza Senayan, Mall kelas atas dengan semua yang ada. Musholla yang ada demikian direncanakan(bukan seperti yang lain yang membuat musholla disudut yang tidak terpakai), design yang setara dengan fasilotas lain di gedung, indah, nyaman dan mewah. Kenapa Plaza Senayan bisa tetapi 99,999% tempat umumnya tidak bisa ya, padahal kalau dipikir Plaza Senayan mungkin tidak perlu membuat Musholla sebagus itu orang juga akan datang.

Sikap ini yang perlu kita kritisi di umat Muslim, bagaimana memandang Islam dari perspektif keindahan apalagi dalam menghadap Alloh. Mungkin ada tempat umum lain seperti Plaza Senayan yang saya tidak tau, tetapi sangat banyak tempat yang seperti Hotel di Bintang 4 di Batam tersebut dan lebih banyak lagi tempat yang lebih parah. Kita harus mulai mencintai Islam sepenuh hati, kita harus peduli pada hal-hal ini, jangan anggap kecil keindahan terhadap sebuah ibadah, karena kita juga tidak mau diperjelek apabila itu menimpa kita. Kita tidak mau pasangan kita menemui kita di tempat pembuangan sampah dengan baju lusuh, kita maunya bertemu di restoran mewah dengan baju yang indah.

Tapi kenapa kita rela bertemu Alloh di Musholla kumuh, kotor, bau dan tidak indah serta berpakaian pas-pasan? Mungkin karena kita berfikir ”ah daripada nggak Sholat!”. Yok kita berubah dari kita sendiri, mulai Sholat dengan pakaian yang pantas agar Alloh mau memilih kita menjadi KekasihNYA, dan mulai darimkita juga mengkritisi sarana ibadah kita sehingga kita bisa bertemu Alloh ditempat yang indah. Kita mulai saat ini juga, mulai bersama-sama dari diri kita sendiri untuk peduli terhadap hal ini.

Friday, December 12, 2008

Ikhlas: Sebuah Cerita Nyata

Cerita ini terjadi pada kolega saya sekitar tahun 2006 yang lalu di sebuah Kota di Pulau Jawa. Disebuah keluarga yang bahagia hidup sebuah keluarga yang harmonis dengan status social yang lumayan mapan dengan anak-anak yang telah tumbuh dewasa dan mandiri dengan pekerjaan masing-masing. Kehidupan bertetanggapun dijalankan dengan baik, rumah keluarga tersebut menjadi tempat berkumpul untuk arisan, mengaji anak-anak dan keamanan kampungpun berkumpul akrab setiap malam. Memang kondisi yang terlihat bahwa keluarga ini hidup dikompleks mewah yang bertetangga dengan warga asli yang sederhana.



Saling menolong dengan memberikan pekerjaan, sedekah sembako dan menghidupi warga miskinpun dilakukan karena keluarga ini cukup peduli dengan lingkungan sekitar, singkat kata semua warga mengenal budi pekerti dan kedermawanan keluarga ini yang sangat ringan tangan dan hati dalam membantu. Didalam keluarga inipun ada beberapa pembantu dan seorang sopir yang melayani kebutuhan keluarga ini, sepertinya mereka juga mendapatkan perlakuan yang baik karena telah ikut sejak lama.



Sampai terjadi kejadian luar biasa pada hari tersebut, rumah keluarga ini dirampok oleh sekawanan bersenjata. Ibu tua yang ramah itu disekap dengan diikat tangannya dan ditutup kepalanya, cucunya yang masih 3 tahun hanya bias mengis, pembantunya juga disekap ditempat yang berbeda. Dalam 15 menit kejadian hilang semua harta mereka oleh 10 orang bertopeng dan bersenjata. Modusnya dengan memakai mobil yang mirip mobil keluarga tersebut dan kejadian pada pukul 13.00 WIB.



Akibat kejadian itu sang Ibu Tua mengalami trauma setiap siang, ketakutan yang dalam, wargapun terkejut, kenapa ada yang tega merampok keluarga itu. Setelah diusut ternyata diketahui dalang perampokan adalah pembantunya dan suami si pembantu yang tidak lain mantan sopir pribadi keluarga tersebut, ini dibuktikan dari sms setelah kejadian.



Yang mengherankan si ibu Tua masih terus membela dengan rsa tidak percaya karena dia kenal betul si pembantu, tetapi seluruh keluarganya meyakinkan Ibu ini bahwa dia adalah dalang karena semua alibi bisa dibuktikan. Dan akhirnya diproses secara hukum mengenai kejadian ini.



Saya sempat berbicara dengan rasa prihatin dan empati kepada ibu ini, dengan bahasa yang coba membesarkan hatinya agar tabah menghadapi cobaan ini. Tetapi satu hikmah besar yang saya adapt ketika dia berbicara dengan tegar dan tersenyum bahwa bukan harta hilang yang dia takutkan, karena dia mengatakan dulu saya lahir tidak membawa apa-apa, dan dulu saya bukan lahir dari keluarga kaya, jadi kenapa harus takut untuk kehilangan. Allah hanya mau menguji kita.



Yang lebih hebat ketika saya bertanya tentang si pembantu yang menjadi dalangnya, dia berkata : ” Saya kaget melihat kenyataan, dan ada rasa kecewa. Tetapi itu yang saya takutkan, dia sudah ikut saya lama sekali, denga kejadian ini saya paling takut ketika saya harus ada perasaan marah kepada dia dengan mengingat apa yang telah saya berikan. Saya takut apa yang telah saya korbankan, saya berikan kepada dia menjadi tidak ikhlas karena dengan kejadian ini saya kemudian akan mengatakan, DASAR TIDAK TAU DIUNTUNG, atau KURANG AJAR atau kata-kata lain untuk orang yang emosi. Ini artinya jika saya ucapkan maka apa yang saya lakukan dulu terhadap di tidak Ikhlas dan bukan karena Allah. Saya hanya berusaha untuk mencoba tidak mebghilangkan keikhlasan saya terhadap dia walau apapun yang dia lakukan. Samapai sekarang saya masih akan mempekerjakan dia sebagai pembantu saya, karena saya akan mempertahankan perasaan ikhlas sebagai Mahluk Alloh, mungkin dia sedang khilaf. Intinya jangan sampai saya kehilangan pahala keikhlasan selama beberapa tahun hanya karena Alloh menguji saya lewat dia”



Wau, sebuah perkataan yang tidak pernah saya sangka akan keluar, yang saya bayangkan orang marah, kecewa, memaki dan segala hal lainnya. Tetapi ibu ini mengekedepankan sebuah keikhlasan yang tinggi, dengan takut kepada semua yang dia berikan untuk menolong pembantunya selama ini akan sirna karena kehilangan harta dan terancam nyawanya oleh ulah si Pembantu.



Mampukah kita berbuat ikhlas seperti ini, apa yang kita berikan kepada orang lain, walaupun orang itu todak bisa balas budi bahkan malah akan membunuh, menyakiti dan merusak kita? Ikhlas itu karena Alloh, bukan karena akan dibilang baik oleh seseorang, bukan karena akan menanam budi kepada seseorang dan bukan karena pamrih lainnya. Hari itu saya belajar banyak dari seorang yang berperang sebagai manusia biasa dengan berusaha tetap ikhlas walau dikhianati oleh orang kepercayannya. Hari itu juga saya melihat sebuah ketakutan yang haqiqi terhadapa Alloh, bukan ketakutan pada kemiskinan, hormat dan menjadi budak amarah.



Mungkin kita susah untuk meniru tapi marilah kita mulai menolong satu sama alain dengan niat bahwa kita adalah sama-sama manusia ciptaan Alloh, bukan menolong karena berharap ada pamrih, dan kita coba berubah dari sekarang.

Friday, November 21, 2008

Ini Bukan Indonesia


Kemarin saya baru dari Singapura untuk menghadiri beberapa rapat mengenai promosi ditempat saya bekerja dan juga dalam rangkan mensukseskan visit Indonesia year 2008 (terlambat kali ya, udah mau abis baru rapat). Beberapa hikmah dapat saya ambil di Singapura, tentang bagaimana kita bisa hidup lebih baik dan bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi kita semua.

Ditengah rapat yang santai juga serius, seorang kolega saya (WN Singapura) menerima telpon dari temannya (yang nelpon temenlah masak musuhnya). Karena kita juga tau kalau HP pasti orang cenderung bicaranya lebih keras, maka kami semua mendengar pembicaraan tersebut. Kebetulan lawan bicaranya adalah orang Indonesia yang ingin menyekolahkan anaknya di Singapura. Didalam percakapan tersebut sepertinya si Indonesia ini tidak tau persis bagaimana administrasi untuk dapat memasukkan anaknya ke Singapura untuk belajar. Dan dia juga sepertinya bertanya bagaimana dan ada yang menawarkan membayar sejumlah sekian untuk masuk ke sekolah yang dimaksud di Singapura.

Dengan pembicaraan itu, tiba-tiba si WN Singapura itu mengelurkan kalimat yang sontak membuat kami tersenyum, tertawa dan kecut, karena dia bilang begini " JANGAN BAYAR APA-APA YA, INI BUKAN INDONESIA, NANTI SAYA BANTU URUS TAPI JANGAN BAYAR APAPUN, DISINGAPURA TIDAK ADA YANG BAYAR-BAYAR. INI BUKAN SEPERTI INDONESIA". Luar biasa, image orang ini terhadap negara saya, dan tidak ada satupun yang menyangkal karena memang kita juga merasa seperti itu, negara kita tercinta semua damai dengan uang.

Hikmah ini menyadarkan saya bahwa kita masih punya PR berat daripada harus bicara BBM, artis selingkuh, presiden mendatang, uu pornografi dan sejumlah masalah kamuflase lainnya. Kita saja yang terus melihat laporan korupsi dan pungli dari lembaga independen sudah gerah karena ada diurutan bontot terus, lha ditambah dirapat dengan straight to the heart ada orang asing yang menyadarkan kita akan kesalahan yang sudah membudaya. Mungkin kita harus berusaha untuk membeprbaiki semuanya dari sekarang, tetapi mulai dari mana ya?

Saya ingat tipsnya AA Gym (jangan lihat dari jumlah istrinya tapi lihat dari isi nasehatnya ya) yang pernah kasih saya ilmu 3M. Pertama mulai dari diri sendiri, kedua mulai dari hal yang kecil dan ketiga mulai dari sekarang juga. Saya pikir harusnya ini dijadikan lagu dan dinyanyikan bersama oleh Ungu dan Nidji biar ngetop dan semua orang Indonesia meresapi 3M nya AA Gym, jadi kedepan kita bisa mempunyai generasi yang lebih baik.

Wednesday, November 19, 2008


Citra Baik Seorang Supir Taksi di Singapura

Dalam beberapa kesempatan kisah ini sering saya ulang, baik dalam talk show, diskusi resmi, obrolan warung kopi sampai dengan pembicaraan santai sesama teman. Sebuah kisah tentang seorang supir taksi di singapura yang begitu profesional dan juga membantu negaranya untuk membangun citra positif untuk Singapura, negara supir taksi tersebut.

Cerita ini bermula ketika saya dan rekan-rekan kerja saya harus ke Singapura mengadakan sebuah seminar investasi, pada tahun 2003. Kami bekerja sampai dini hari dan setelah semua persiapan selesai, kami harus ke hotel yang telah kami pesan dari Indonesia. Hotel tersebut terletak di daerah Geylang, maklum hotel murah untuk pegawai rendahan seperti kami, dengan $40 kami bisa tidur berdua. Kami memilih menggunakan taksi, dan mencegatnya didepan Hotel tempat seminar besok diadakan. Setelah mendapatkan taxi, supir tersebut membawa kami ke daerah tempat kami akan menginap, karena agak kurang mengerti betul letak hotel yang kami sebutkan, dia terus menelpon temannya lewat HPnya untuk mengetahui persisi letak hotel kami.

Setelah 10 menit berlalu, dia berhenti didepan sebuah hotel dan meminta kami menanyakan apakah benar hotel ini yang dimaksud, dan rekan saya turun sambil bertanya ternyata bukan hotel ini yang kami tuju. Ini juga terjadi sekali lagi, salah hotel dikarenakan si supir tidak tahu persis Hotel yang kami maksud. Hotel yang ketiga barulah benar, dan kami semua turun dari taksi, kemudia saya sebagai pemegang dana operasional langsung membayar si Supir taxi seharga yang tercantum di argo meter, kalo saya tidak salah sekitar S$9 sembari mengucapkan Thank you very much Sir.

Tetapi si Supir langsung mengatakan kepada saya bahwa saya tidak perlu membayar sejumlah S$(, cukup S$7 saja, karena kesalahan dia yang tidak mengetahui tempatnya maka waktu kami terbuang dan argo menjadi lebih dari yang seharusnya. Saya kaget, kagum, terharu dan kehabisan kata-kata sambil menerima kembalian $S3 dari si supir tadi. Dalam hati saya berkata, luar biasa nih negara, gimana nggak maju pariwisatanya kalo pekerja selevel supir taksi saja bisa membuat citra Singapura menjadi baik sekali dimata turisnya.

Saya percaya tidak semua orang Singapura sebaik dia, tetapi intinya kalau penduduk saja sudah ikut menjadi profesional dengan kesadaran bahwa negara mereka mengandal turis yang datang, kemudian melayani tamu dengan hati nurani, pasti membuat kita kagum. Dengan kekaguman saya ini saya ceritakan kepada orang-orang yang saya kenal dan tidak saya kenal, dibaca oleh pembaca blog dan tulisan saya, dan kemudian menceritakan kembali cerita ini. Sebuah promosi yang paling efektif, bukti nyata dari keberhasilan sebuah sistem negara yang bisa membantu negara dia sendiri.

Aapa yang terjadi adalah hikmah yang kita dapat, dia berbuat baik karena dia rasa tidaklah rugi S$2 buat dia tetapi sebuah kepercayaan terhadap dia dan negaranya. Sebuah kewajiban bagi manusia untuk berbuat jujur denga n ahti nurani, dan mungkin juga dia tidak sadar ini dilakukan untuk dia, keluarganya, agamanya, negaranya dan semua unsur kebaikan karena yang dia lakukan adalah menuruti hati nuraninya.

Kiat juga bisa meniru sebuah cerita sederhana ini dengan himah yang besar, bahwa untuk berbuat kebaikan yang ada dalam hati nurani kita tidak harus berfikir untung rugi dan pikiran lainnya, cukup dijalankan sesuai dengan kata hati kita. Imbasnya adalah sesuatu yang positif, dimana semua yang mendengar cerita ini pasti sedikit banyak akan merubah citra kita terhadap Singapura. Yang terpenting ayo kita lakukan di dalam diri kita, keluarga kita, lingkungan kita dan negara kita karena pasti akibatnya baik untuk kita semua.

Dari pada kita habiskan waktu untuk mencari kemaksiatan seperti menipu, curang, melihat gambar artis bugil atau nonton gosip yang hanya membahas artis kawin cerai sehingga mengurangi pahala kita, lebih baik kita memulai sesuatu untuk Indonesia. Yuk kita mulai dari sekarang dari hal paling kecil. Sukses Indonesia

Tuesday, November 18, 2008


Dua Hal Untuk Menjadi Baik

Untuk menjadi baik dan berguna bagi dunia ini memang gampang-gampang susah. Inspirasi tips ini muncul dari pengalaman selama ini melakukan interaksi sosial dengan mencoba memahami kebutuhan manusia akan perhatian dan diperhatikan.

Saya teringat pernah mengikuti sebuah pertemuan Public Relation, dimana penyaji materi mengatakan untuk memilih orang yang bisa menjadi PR officer atau Juru Bicara sebuah Institusi bukanlah memilih siapa yang handal berbicara atau mempunyai kemampuan orasi yang baik, tetapi pilihlah orang yang punya kemampuan kesabaran dalam mendengarkan pembicaraan orang.

Hal ini benar 100%, karena ternyata yang saya pahami dalam kehidupan ini, menjadi berarti tidak harus menjadi Obama, tidak harus menjadi Madona, dan tidak harus menjadi Maradona. tips sederhana hanya harus melakukan 2 hal penting yang dipraktekkan sehari-hari setiap saat.
Pertama : Jadilah Pendengar yang Baik dalam segala situasi.
Kedua : jadilah pendengar yang baik yang profesional

Artinya, setiap manusia punya naluri untuk curhat kepada orang terdekatnya, dan dalam curhat setiap insan menumpahkan semua kekesalan, kegembiraan, keraguan, ekpresi dan semua yang dirasakan. Hampir semua orang lebih suka bercerita dengan bebas tanpa hambatan walaupun terkadang dia tidak memahami ceritanya menarik atau membosankan. Dan untuk itulah kita harus mengambil posisi lain, nikmati sebagai pendengar. Positioning ini seperti apabila kita menerapkan prinsip pemasaran, dimana pasar hanya ingin bermain sebagai pembicara kita harus mengisi posisi yang kosong sebagai pendengar.

Apakah cukup hanya sebagai pendengar? tentu tidak, kita lihat tips kedua, adalah menjadi profesional sebagai pendengar. Apabila semua orang nyaman diperlakukan sebagai pembicara maka muncul image kita sebagai teman curhat yang setia. Dan seni pemasaran akan tercapai, dimana teman-teman kita akan puas apabila kita ada untuk mereka, dan ini merupakan sebuah networking yang kita buat dengan sengaja. Tetap serius dan profesional dalam hal ini karena inti dari sukses adalah kepercayaan dari jaringan yang kita bentuk.

Untuk membuat jaringan yang kuat cukup dengan berbuat baik terhadap sesama. Untuk berbuat baik cukup mendengarkan semua apa yang ingin teman-teman kita sampaikan. Untuk mendengar cukup dengan mendengarkan dengan serius, dan ini cukup memberikan warna dan makna dalam kehidupan kita kedepan.

Hasil akhir dari tips ini sama dengan seni marketing dan Public Relation. Artinya dalam kehidupan kita, konsep Marketing Public Relation juga harus kita pahami, bukan hanya dalam bekerja disebuah kantor saja kita menerapkan ini. Tujuan utama dalam Marketing adalah kepuasan konsumen, dan dengan menjadi pendengar yang baik maka teman-teman kita selalu puas terhadap pelayanan kita. Tujuan dari Public Relation adalah terciptanya citra positif terhadap barang/jasa, dengan hal ini citra kita akan baik dimata komunitas kita sehing kegiatan Marketing Public Relation telah kita jalankan.

Jadi, dengan tanpa biaya, kita mampu menjadi Marketer dan Public relations dalam kehidupan sehari-hari, untuk rejeki akan otomatis karena inti dari bisnis adalah sebuah silaturahmi sesama manusi, selamat mencoba.

Tuesday, November 11, 2008

Pendidikan sebuah Keharusan

Mungkin kita mengenal Republik Irlandia dari berbagai film dan berita, yang menceritakan tentang sisi negative mengenai sejarah bangsa itu. Irlandia adalah negara yang mencakup lima perenam Pulau Irlandia yang terletak di bagian barat laut Eropa. Populasi Irlandia berjumlah lebih dari 4 juta jiwa dan termasuk anggota Uni Eropa.

Kemerdekaan Irlandia dari Inggris didapat pada 29 Desember 1937 setelah melewati 8 abad perjuangan. Negara ini dikenal sebagai Negara pengekspor manusia ke Negara-negara lain dan juga, puisi tragisnya, perang saudaranya, serta lepranya. Tetapi sekarang sesuatu perubahan menakjubkan telah terjadi. Dari berbagai sumber diinternet, penulis mencoba merangkum sejarah singkat dan keberhasilan Irlandia yang harusnya mampu kita tiru di Batam ini

Sebagai informasi, PDB perkapita Irlandia sekarang adalah US$50.150 dan menempati peringkat 5 didunia dan Irlandia juga menjadi Negara terkaya kedua dieropa setelah Luxembourg. Menurut wikipedia, data tahun 2006, USA PDB tahun 2006 USD 44,190, UK tahun 2005 USD 39,213, Perancis tahun 2006 USD 35,404 dan Jerman tahun 2006 USD 35,204.

Mungkin kita bertanya apa kita Republik Irlandia bermetamorfosis dari negara miskin di Eropa menjadi Negara kaya Eropa hanya kurang dari dalam waktu yang kurang dari 50 tahun saja.

Irlandia mulai melakukan semuanya pada awal 1960 dengan menggratiskan pendidikan sekolah menengah, memungkinkan anak kelas bawah bisa menyelesaikan sekolah menengah atau sekolah teknik.


Irlandia pun berubah. Dalam perkembangan yang tidak biasa, pemerintah, serikat pekerja terbesar, petani, dan kalangan industri bersetuju melakukan langkah perbaikan fiskal, memotong pajak korporasi sampai 12,5 persen, mengurangi gaji dan harga, serta merayu investasi asing. Pada 1996, Irlandia membuat pendidikan tinggi pada dasarnya gratis, sehingga tenaga kerja berpendidikan lebih banyak lagi.

Pada 1990, angkatan kerja Irlandia adalah 1,1 juta. Tahun ini mencapai 2 juta, tanpa ada penganggur, dan 200 ribu pekerja asing (termasuk 50 ribu Cina). Negara lain memperhatikan perubahan ini. Perdana Menteri Bertie Ahern mengatakan, "Saya bertemu perdana menteri Cina lima kali dalam dua tahun terakhir."

Nasehat Irlandia sangat sederhana: Buat agar pendidikan menengah dan Tinggi gratis; buat pajak korporasi rendah, sederhana, dan transparan; aktif mencari perusahaan global; buka ekonomi untuk kompetisi; berbicara bahasa Inggris; ciptakan kebijakan fiskal yang tertib; dan ciptakan konsensus keseluruhan paket ini dengan buruh dan manajemen--dan setia di sana karena Anda juga bisa menjadi engara terkaya di Eropa. "Ini bukan keajaiban, kami tidak menemukan emas," kata Mary Harney. "Ini kebijakan domestik yang tepat dan percaya globalisasi."

Ternyata sekolah gratis dalam level makro memang-benar-benar dapat membuat bangsa dan negara justru menjadi jauh lebih maju dan berkembang.

Perdana Menterinya Bertie Ahern acapkali mengadakan pertemuan dengan perdana menteri Cina setidaknya lima kali dalam dua tahun terakhir), sangat sederhana:

1. Buat agar pendidikan menengah dan Tinggi gratis

2. Ciptakan pajak korporasi rendah, sederhana, dan transparan

3. Aktif mencari perusahaan global

4. Buka pintu ekonomi untuk berkompetisi.

5. Berbicara bahasa Inggris, mungkin juga Cina.

6. Ciptakan kebijakan fiskal yang tertib

7. Dan ciptakan konsensus keseluruhan paket ini bersama dengan buruh dan manajemen dan komitmen dengan konsensus tersebut.

Langkah tersebutlah yg menjulangkan Irlandia menjadi negara terkaya di Eropa, dan itu bukan keajaiban, semuanya langkah tersebut terukur dengan perencanaan yang baik dan percaya globalisasi.

Kapan Indonesia bisa melakukan hal ini, kita harus berani berkorban sedikit demi investasi pendidikan. Kita bisa belajar dengan menahan diri dari subsidi pemerintah yang besar disektor2 BBM dan mengurangi korupsi. Kalo kita mampu berkorban tanpa kemewahan dan gaya konsumtif, saya yakin 10-15 tahun lagi kita akan berhasil
Membantu sesama dari hal yang kecil

Kita belum pernah tau caranya untuk memajukan negeri kita ini. Cuma kalo kita hanya begini-begini saja percuma juga. Mungkin kita harus memulai sesuatu yang baru. Seperti menolong sesama. Berbagi tugas.

Contohnya, kalo saudara kita perlu atau dalam kekurangan, coba jadikan tanggungjawab dan amanah buat kita. Kalo tetangga kita ada yang kelaparan, coba kita jadikan bagian dari tugas kita memberikan mereka makanan. Bukankah makanan hanya dibawah 10rb sekali makan?

Atau kalo ada anak2 jalanan, tukang semir, dan tukang koran yang menawarkan kita jasa dan banrangnya pada waktu kita makan siang, bisa kita bayar dengan memberlikan seporsi makanan dan segelas minuman. Kalo ini bisa kita terapkan, mungkin hidup masyarakat akan berkualitas karena untuk keperluan makan saja semua bisa saling bantu dan anggaran makan anak2 yang kurang beruntung bisa dibuat bayar sekolah mereka
Berbuat Baik dari hal yang Kecil

Beberapa waktu lalu aku coba menarik lagi arti kehidupan ini. Adakah yang lebih indah dari menjadi orang kaya dan punya kekuasaan? Secara singkat pasti ini yang diinginkan. Namun waktu terus berjalan, penguasa-pengiasa mendapatkan kenikmatan kekuasaan dan tidak mampu bersikap sewaktu ini dicabut. Orang kaya raya mendapatkan yang dicari, namun menyakitkan waktu harus dilepaskan oleh Zat yang Maha kuasa.

Ternyata waktu kita merenung di sepertiga malam, kita mampu menarik sebuah kesimpulan. Rasulullah SAW adalah teladan segala teladan. Beliau tidak pernah menumpuk harta walaupun segala rampasan perang yang begitu banyak. Setiap sen hartanya disedekahkan dan dibelanjakan di jalan ALLoh, Subhanallah. Begitu juga kekuasaan yang dmiliki tidak membuat Beliau menjadi majikan, masih mempunyai waktu menyuapi seorang pengemis Yahudi yang buta dan memberikan makan anjing berkudis setiap pagi.

Masih ada alasankah kita untuk hidup didunia selain untuk berbuat baik kepada mahluk Alloh? Kalo tetangga kita ada yang berjualan, masikah kita harus membeli sebungkus rokok ditempat orang lain, bukankah menolong sesama terutama orang dekat lebih mulia dan sebuah niatan dan perbuatan yang baik? Tidak susah dalam perjalanan pulang kita menunda membeli sbungkus rokok untuk lebih melancarkan usaha tetangga kita, walaupun sebungkus hanya 10 rb dan untung hanya seribu saja namun niatan kita lebih mulia.

Ayo kita mulai berbuat baik dari hal yang kecil dan jangan lupa saling mengingatkan sesama.
Kita Bisa Bangun Indonesia

Indonesia merupakan sebuah negara kaya dengan segalanya. Tetapi dia hanya punya satu kekurangan, mayoritas masyarakatnya malas. Kemalasan yang membuat kita tidak mampu berbuat baik untuk sesama.

Sebuah ajaran Islam yang membudaya namun terlupakan. Karena kemalasan yang berbuah kebodohan. Coba saja kalo mulai sekarang kita mulai bertirakat, menahan segala nafsu berkuasa, mulai bersedekah. Pasti kita akan lebih baik, baik dari segi kesejahteraan, pendidikan dan tingkah laku.

Mulai dengan bismillah dan lakukan sedekah setiap detik yang kita bisa. Tersenyum, menolong dengan hati, menggampangkan urusan orang, memberikan makan kepada orang lapar, mengajarkan ilmu kepada semua tanpa harus ketakutan kehilangan rahasia pendapatan, membangun silaturahmi dan sejuta niat dan perbuatan baik.

Pasti Indonesiaku akan jaya dan nanti suatu saat kita bisa tau bahwa kita tidak butuh lagi dengan kejayaan Indonesia yang penuh dengan kesusahan tapi kita akan mengatakan negaraku adalah negara makmur dan sejahtera, tak peduli apapun namanya namun ini adalah tanah airku. Tanah air kebaikan...