Friday, September 26, 2014
Wednesday, January 19, 2011
Wirausaha: Dimulai dari usia dini
Semangat wirausaha menjadi sebuah slogan bahkan program yang terus di”kampanyekan” untuk dapat meningkatkan kesejahteraan (baca: perekonomian) masyarakat Indonesia. Sebuah gagasan yang bukan Cuma menjadi program kampanye para pemimpin bangsa, namun sebuah obat mujarab bagi sakitnya perekonomian kita yang diibaratkan keluarga, adalah sebuah keluarga besar dengan anak yang sangat banyak dimana sebagian besar anak dan cucunya hanya mau bekerja diperusahaan keluarga dan sedikit yang menginginkan berwirausaha dan membuka lapangan kerja sendiri.
Kepedulian tentang kewirausahaan juga menjadi perhatian besar dari wakil presiden Boediono. Menurut wakil presiden, kewirausahaan bukan sesuatu yang bisa dipelajari dengan teks book dan teori saja namun juga harus secara langsung dipraktekkan dan dimatangkan dengan pengalaman. Berdasarkan pengalaman mengajar Ilmu Ekonomi, Wapres mengatakan belajar Ilmu ekonomi bukan dipersiapkan menjadi wirausaha tapi lebih ke arah pengetahuan mengenai kegiatan ekonomi suatu negara atau daerah.
“Di dalam wirausaha ini memerlukan pengajaran motivasi, dan sebaiknya para pengajar sebelum masuk ke mata kuliah inti di awal perkuliahan diawali dengan memberikan motivasi dan memberikan contoh-contoh. Nampaknya kegiatan ini belum berjalan dengan baik,”ujarnya.
Pernyataan ini harusnya disikapi oleh seluruh pengambil keputusan di Negara ini, bahwa sebenarnya kekurangan kita adalah “kurikulum” motivasi terhadap masyarakat tentang kesadaran dalam berwirausaha. Karena dalam kenyataannya di negara kita kecenderungan menjadi wirausaha masih didominasi oleh para lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan minta dari lulusan perguruan tinggi terhadap kewirausahaan masih sangat rendah.
Kepedulian kita terhadap pembangunan ekonomi yang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sebaiknya mulai melakukan pembenahan yang terencana dengan baik pada “pembibitan” generasi yang gemar terhadap kewirausahaan. Karena yang harus disadari bahwa tidak ada satupun lembaga formal yang dapat secara jitu melahirkan wirausahawan. Berdasarkan pengalaman bahwa pendidikan formal yang ada mengajarkan teori-teori mengenai usaha dengan berlandaskan pada teori-teori keilmuan. Hampir semua pendidikan formal mengenai ekonomi dan bisnis adalah ilmu-ilmu yang dijuruskan pada “mengelola uang orang” buka mengelola uang sendiri.
Kita bisa lihat bahwa dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi APEC, diperlukan satu unit UKM untuk setiap 20 orang penduduk, sehingga diperlukan tambahan 70 juta UKM di kawasan anggota APEC sampai dengan tahun 2020 (Harvie dan Hoa, 2003). Hal ini berdasarkan hasil kajian Pacific Economic Cooperation Council bahwa anggota ekonomi APEC yang maju, umumnya memiliki rasio wirausaha terhadap terhadap jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan dengan anggota APEC yang tergolong sedang berkembang. Soetrisno (2003) menyebutkan bahwa untuk kasus Indonesia, diperlukan tambahan 20 juta unit UKM di luar sektor pertanian sampai dengan tahun 2020, mengingat sebagian besar UKM berada dalam skala industri rumahtangga.( JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 2 TAHUN I – 2006)
Ketika kita mulai mengecilkan area pembahasan , maka dari semua hal sebelumnya kita coba menoleh pada keadaan Batam. Dengan pertumbuhan GDP yang lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Indonesia (World Bank & Batam Development Progress 2010, diolah) maka seharusnya secara iklim usaha Batam tidak menemukan masalah apapun dalam pembangunan “bibit” kewirausahaan. GDP Batam perkapita mencapai nilai US$ 4.718 yang berada diatas Indonesia dan sekitar 60% dari Malaysia, dan dapat menjelaskan bahwa iklim investasi di Batam memang cukup sehat dan mampu memberikan produksi yang tumbuh dan tinggi bagi Batam.
Tinggal sekarang bagaimana unsur pemerintah, dunia bisnis dan masyarakat membangun kesadaran pentingnya untuk tumbuh wirausaha-wirausaha baru di Batam. Formula mengenai ini harus ditelurkan bersama bahwa dengan logika sederhana, jika anggka pengangguran makin tinggi, maka tahun kedepan sekitar 1000 orang yang mulai sadar bahwa berusaha sendiri itu nikmat, maka diambil saja per usaha yang didirikan menyerap 1 tenaga kerja mampu mengurangi penganguran terbuka sebanyak 1000 pengusaha ditambah 1000 pekerja.
Menurut sosiolog Dr. David McClelland, dari Harvard dalam bukunya “The Achieving Society (Van Nostrand, 1961), menulis bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Saat ini Pengusaha Indonesia masih kurang dari 1 juta atau tidak sampai 0,5 %. Apabila jumlah penduduk di Batam adalah 1 juta maka kita seharusnya memliki pengusaha sebanyak 20 ribu pengusaha.
Ketiga unsur (pemerintah swasta dan masyarakat) mempunyai tugas besar dengan merubah paradigma wirausaha dari lingkungan paling kecil terdahulu dan kemudian mulai diformalkan pada lingkungan sekolah. Usaha memerlukan waktu dan energi yang banyak, seperti yang dikatakan oleh Wiyandi (2004) bahwa menanamkan mental wirausaha pada diri individu dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas jiwa yang mereka miliki. Hal ini dikarenakan wirausaha merupakan suatu bentuk upaya yang digunakan untuk memperkaya pengetahuan dan kesadaran mengenai sikap mental yang nantinya dapat digunakan dalam pembangunan karakter bangsa.
Beberapa contoh yang dapat dilihat adalah contoh dari negara-negara lain seperti Amerika, India, Jepang dan Taiwan. Negara memberikan bantuan khusus untuk usaha-usaha baru bagi wiraushawan pemula .Disinilah fungsi pemerintah untuk meluruskan paradigma pembangunannya, dimana kesejahteraan adalah tujuan akhir dari pembangunan. Konsep cost (biaya) dan investasi terhadap program wirausaha jangan terus dikedepankan dan diperdebatkan. Sebenarnya dengan pembiayaan pemerintah dalam program “pembibitan kewirausahaan” bukan merupakan beban biaya bagi sebuah daerah, namun merupakan investasi abadi untuk kesejahteraan rakyat yang memang akan dirasakan jangka waktu kedepan. Landasan dan kebijakan kunci untuk pertumbuhan wirausaha baru atau pemula dan justru akan mengurangi beban pemerintah dimasa datang.
Dari fenomena kewirausahaan maka penulis mengusulkan beberapa langkah awal yang harus dilakukan oleh kita di Batam adalah:; pertama, menanamkan mimpi kepada anak-anak kita bahwa menjadi wirausaha itu sebuah prioritas, dan bukan lagi menjadi PNS ataupun pekerja di “PT-PT”. Dari mimpi ini akan muncul motivasi terhadap cita-cita menjadi wirausahawan. Kedua; mengenalkan dalam keluarga mengenai kegiatan wirausaha dan jangan lupakan bahwa didalam bisnis disamping keuntungan ada juga resiko, semakin dini usia mereka mengenal resiko semakin kuat analisis mereka terhadap dunia usaha kedepannya. Ketiga; pemerintah membuatkan kurikulum wirausaha disekolah formal semenjak dini. Keempat; menelurkan peraturan dan kebijakan yang pro wirausaha, karena program wirausaha adalah investasi abadi bukan biaya bagi pemerintah. Kelima; sektor dunia usaha besar diberikan kewajiban untuk mempunyai usaha mikro dan kecil binaan sebagai langkah kongkret dukungan terhadap perekonomian kita.
Kepedulian tentang kewirausahaan juga menjadi perhatian besar dari wakil presiden Boediono. Menurut wakil presiden, kewirausahaan bukan sesuatu yang bisa dipelajari dengan teks book dan teori saja namun juga harus secara langsung dipraktekkan dan dimatangkan dengan pengalaman. Berdasarkan pengalaman mengajar Ilmu Ekonomi, Wapres mengatakan belajar Ilmu ekonomi bukan dipersiapkan menjadi wirausaha tapi lebih ke arah pengetahuan mengenai kegiatan ekonomi suatu negara atau daerah.
“Di dalam wirausaha ini memerlukan pengajaran motivasi, dan sebaiknya para pengajar sebelum masuk ke mata kuliah inti di awal perkuliahan diawali dengan memberikan motivasi dan memberikan contoh-contoh. Nampaknya kegiatan ini belum berjalan dengan baik,”ujarnya.
Pernyataan ini harusnya disikapi oleh seluruh pengambil keputusan di Negara ini, bahwa sebenarnya kekurangan kita adalah “kurikulum” motivasi terhadap masyarakat tentang kesadaran dalam berwirausaha. Karena dalam kenyataannya di negara kita kecenderungan menjadi wirausaha masih didominasi oleh para lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan minta dari lulusan perguruan tinggi terhadap kewirausahaan masih sangat rendah.
Kepedulian kita terhadap pembangunan ekonomi yang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sebaiknya mulai melakukan pembenahan yang terencana dengan baik pada “pembibitan” generasi yang gemar terhadap kewirausahaan. Karena yang harus disadari bahwa tidak ada satupun lembaga formal yang dapat secara jitu melahirkan wirausahawan. Berdasarkan pengalaman bahwa pendidikan formal yang ada mengajarkan teori-teori mengenai usaha dengan berlandaskan pada teori-teori keilmuan. Hampir semua pendidikan formal mengenai ekonomi dan bisnis adalah ilmu-ilmu yang dijuruskan pada “mengelola uang orang” buka mengelola uang sendiri.
Kita bisa lihat bahwa dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi APEC, diperlukan satu unit UKM untuk setiap 20 orang penduduk, sehingga diperlukan tambahan 70 juta UKM di kawasan anggota APEC sampai dengan tahun 2020 (Harvie dan Hoa, 2003). Hal ini berdasarkan hasil kajian Pacific Economic Cooperation Council bahwa anggota ekonomi APEC yang maju, umumnya memiliki rasio wirausaha terhadap terhadap jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan dengan anggota APEC yang tergolong sedang berkembang. Soetrisno (2003) menyebutkan bahwa untuk kasus Indonesia, diperlukan tambahan 20 juta unit UKM di luar sektor pertanian sampai dengan tahun 2020, mengingat sebagian besar UKM berada dalam skala industri rumahtangga.( JURNAL PENGKAJIAN KOPERASI DAN UKM NOMOR 2 TAHUN I – 2006)
Ketika kita mulai mengecilkan area pembahasan , maka dari semua hal sebelumnya kita coba menoleh pada keadaan Batam. Dengan pertumbuhan GDP yang lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Indonesia (World Bank & Batam Development Progress 2010, diolah) maka seharusnya secara iklim usaha Batam tidak menemukan masalah apapun dalam pembangunan “bibit” kewirausahaan. GDP Batam perkapita mencapai nilai US$ 4.718 yang berada diatas Indonesia dan sekitar 60% dari Malaysia, dan dapat menjelaskan bahwa iklim investasi di Batam memang cukup sehat dan mampu memberikan produksi yang tumbuh dan tinggi bagi Batam.
Tinggal sekarang bagaimana unsur pemerintah, dunia bisnis dan masyarakat membangun kesadaran pentingnya untuk tumbuh wirausaha-wirausaha baru di Batam. Formula mengenai ini harus ditelurkan bersama bahwa dengan logika sederhana, jika anggka pengangguran makin tinggi, maka tahun kedepan sekitar 1000 orang yang mulai sadar bahwa berusaha sendiri itu nikmat, maka diambil saja per usaha yang didirikan menyerap 1 tenaga kerja mampu mengurangi penganguran terbuka sebanyak 1000 pengusaha ditambah 1000 pekerja.
Menurut sosiolog Dr. David McClelland, dari Harvard dalam bukunya “The Achieving Society (Van Nostrand, 1961), menulis bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Saat ini Pengusaha Indonesia masih kurang dari 1 juta atau tidak sampai 0,5 %. Apabila jumlah penduduk di Batam adalah 1 juta maka kita seharusnya memliki pengusaha sebanyak 20 ribu pengusaha.
Ketiga unsur (pemerintah swasta dan masyarakat) mempunyai tugas besar dengan merubah paradigma wirausaha dari lingkungan paling kecil terdahulu dan kemudian mulai diformalkan pada lingkungan sekolah. Usaha memerlukan waktu dan energi yang banyak, seperti yang dikatakan oleh Wiyandi (2004) bahwa menanamkan mental wirausaha pada diri individu dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas jiwa yang mereka miliki. Hal ini dikarenakan wirausaha merupakan suatu bentuk upaya yang digunakan untuk memperkaya pengetahuan dan kesadaran mengenai sikap mental yang nantinya dapat digunakan dalam pembangunan karakter bangsa.
Beberapa contoh yang dapat dilihat adalah contoh dari negara-negara lain seperti Amerika, India, Jepang dan Taiwan. Negara memberikan bantuan khusus untuk usaha-usaha baru bagi wiraushawan pemula .Disinilah fungsi pemerintah untuk meluruskan paradigma pembangunannya, dimana kesejahteraan adalah tujuan akhir dari pembangunan. Konsep cost (biaya) dan investasi terhadap program wirausaha jangan terus dikedepankan dan diperdebatkan. Sebenarnya dengan pembiayaan pemerintah dalam program “pembibitan kewirausahaan” bukan merupakan beban biaya bagi sebuah daerah, namun merupakan investasi abadi untuk kesejahteraan rakyat yang memang akan dirasakan jangka waktu kedepan. Landasan dan kebijakan kunci untuk pertumbuhan wirausaha baru atau pemula dan justru akan mengurangi beban pemerintah dimasa datang.
Dari fenomena kewirausahaan maka penulis mengusulkan beberapa langkah awal yang harus dilakukan oleh kita di Batam adalah:; pertama, menanamkan mimpi kepada anak-anak kita bahwa menjadi wirausaha itu sebuah prioritas, dan bukan lagi menjadi PNS ataupun pekerja di “PT-PT”. Dari mimpi ini akan muncul motivasi terhadap cita-cita menjadi wirausahawan. Kedua; mengenalkan dalam keluarga mengenai kegiatan wirausaha dan jangan lupakan bahwa didalam bisnis disamping keuntungan ada juga resiko, semakin dini usia mereka mengenal resiko semakin kuat analisis mereka terhadap dunia usaha kedepannya. Ketiga; pemerintah membuatkan kurikulum wirausaha disekolah formal semenjak dini. Keempat; menelurkan peraturan dan kebijakan yang pro wirausaha, karena program wirausaha adalah investasi abadi bukan biaya bagi pemerintah. Kelima; sektor dunia usaha besar diberikan kewajiban untuk mempunyai usaha mikro dan kecil binaan sebagai langkah kongkret dukungan terhadap perekonomian kita.
Mengulik FTZ Batam

FTZ dan Mobil, sebuah kalimat yang sering kita dengar (hanya di Batam) dan rasanya dimasyarakat ini cukup diakrabi. Bahwa Batam telah menjadi FTZ iya dan bahwa setelah FTZ masyarakat terus membicarakan kalau mobil akan menjadi murah. Mungkin ini sebuah kata ganti, yaitu semua menjadi murah karena tidak adanya pajak (PPN dan PPNBM) dan kata “semua” itu digantikan dengan kata mobil.
Sekedar mengulang sedikit, bahwa Batam telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) melalui UU No 44 tahun 2007 dan PP No 46 tahun 2007. Namun apakah semua masyarakat tahu apakah KPBPB itu? Apakah FTZ itu? Penulis berusaha untuk menggambarkan penjelasan FTZ secara sederhana dari sudut pandang penulis sendiri.
Menurut Bank Dunia (1992): fenced-in industrial estates specializing in manufacturing for export and offering their resident firms free-trade conditions and a liberal regulatory environment . Sedangkan dari beberapa literatur yang bisa didapatkan, Free Trade Zone (Kawasan Perdagangan Bebas) adalah kawasan dimana barang-barang dapat diperdagangkan tanpa hambatan kepabeanan seperti kuota dan tarif. Free Trade Zone (FTZ) juga disebutkan sebagai suatu kawasankhusus tertentu dalam sebuah negara di mana hambatan perdagangan normal seperti kuota dan tarif akan dihapus dan kebutuhan birokrasi yang sederhana dalam rangka untuk menarik usaha-usaha baru dan investasi asing.
Menurut Perppu No 1 tahun 2000, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan cukai. Di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dilakukan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, seperti sektor perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata, dan bidang-bidang lain yang ditetapkan dalam Undang-undang pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pernah menyelenggarakan Seminar Free Trade Zone dan Port Hinterland Development oleh Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) di Bangkok, Thailand dari 30 November - 1 Desember 2004. Acara ini dihadiri oleh peserta dari Cina, India, Republik Islam Iran, Jepang, Malaysia, Republik Korea, Singapura, Sri Lanka, dan Vietnam. Dalam acara tersebut juga meminta para peserta diminta untuk mengukur peringkat menurut urutan kepentingan setelah kebijakan FTZ diterapkan di kawasan masing-masing. Hasilnya sbb:
1. Menarik investasi modal
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Meningkatkan nilai eksport
4. Meningkatkan port traffic.
5. Alih tekhnologi.
6. Menciptakan backward linkages melalui pengadaan bahan baku
7. Menciptakan backward linkages melalui kegiatan subcontracting (Free Trade Zone and Port Hinterland Development,UN ESCAP & KMI, 2005)
Proses peng”FTZ” Batam sebenarnya merupakan sebuah proses yang relatif lebih mudah dibandingkan daerah lain seperti Bintan dan Karimun. Batam telah tumbuh sebagai daerah yang diberikan kekhususan, dengan menikmati statusnya sebagai Bonded Zone (seluruh Pulau Batam) sejak dulu. Sebenarnya perlakuannya sama saja dengan kawasan perdagangan bebas dan sekarang dengan status baru tersebut Batam harus menjadi kawasan yang paling siap.
Melihat jawaban dari peserta seminar diatas maka rasanya Batampun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ) mempunyai harapan yang hampir serupa dengan kawasan Perdagangan Bebas lainnya. Sejalan dengan keinginan dari sebagian investor multinasional dimana mereka tertarik terhadap berbagai fasilitas infrastrukutur, kemudahan dalam kepabeanan, kelonggaran perpajakan;dan perijinan investasi lainnya (Hidayat&Hidayat, 2010). Ternyata keinginan kawasan perdagangan bebas untuk mendatangkan arus investasi disambut oleh pemilik modal dengan memasukkan investasinya kekawasan tersebut asalkan memiliki beberapa kondisi permintaan yang diharapkan.
Seperti hasil seminar tersebut, mari kita lihat proses panjang terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebenarnya Batam telah memasuki fase positif terhadap masuknya modal dari PMA dan diharapkan proses ini berjalan dengan mulus. Dari data yang didapat, maka selama kurun waktu tahun 2010 tercatat 114 PMA yang mendaftarkan aplikasi penanaman modal di Badan Pengusahaan Batam, dan ini meningkat 39% dibandingkan jumlah aplikasi PMA tahun 2009. Data tersebut bisa diartikan bahwa FTZ Batam sudah mulai berjalan pada relnya dengan tahapan masuknya modal terlebih dahulu, bertambahnya lapangan kerja, meningkatnya daya beli dan seterusnya.
Sebenarnya, masuknya Penanaman Modal Asing (FDI) tentu akan berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Batam. Investasi yang masuk secara langsung akan membuat pabrik-pabrik tumbuh di Batam yang artinya menambah jumlah produksi di Batam dan menambah nilai ekspor dari produksi tersebut serta membuka lapangan perkerjaan baru. Bila ekspor tumbuh maka cadangan devisa kita akan bertambah sehingga kemampuan untuk membayar hutang luar negeri dan impor juga meningkat.
Penambahan PMA juga dapat membawa dampak terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, bahan baku dan barang jenis lainnya. Namun yang harus dikontrol adalah jika permintaan terhadap barang-barang tersebut dapat dipenuhi dari domestik maka dapat dikatakan kita mengalami pertumbuhan. Ini berarti telah terjadi efek penggandaan dari keberadaan PMA terhadap output agregat di negara penerima. Sebaliknya bila semakin besar komponen impor dari suatu perusahaan asing maka akan mengakibatkan nilai impornya semakin besar dan mengakibatkan juga keterkaitan antara PMA tersebut dengan perekonomian lokal semakin kecil efek penggandaannya.
Lapangan kerja juga menjadi sektor yang dampak berdampak secara positif dari hadirnya PMA di Batam, lewat sisi permintaan: peningkatan kesempatan kerja yang berhubungan lurus dengan daya beli masyarakat yang kemudian akan mengakibatkan peningkatan permintaan di masyarakat. Namun hal ini juga yang perlu dicermati lebih jauh, karena jika peningkatan sektor konsumsi ini mengakibatkan peningkatan impor maka hal ini akan menurunkan nilai neraca pembayaran, dan sebaliknya jika sektor konsumsi meningkatkan produksi sektor dalam negeri maka masuknya PMA mampu memberikan efek yang positif bagi Batam.
Peralihan teknologi dan knowledge lainnya juga merupakan efek dari masuknya PMA disebuah kawasan. Pekerja-pekerja lokal yang bekerja di PMA dapat memberikan pegetahuan kepada perusahaan-perusahaan domestik ketika mereka pindah kerja atau membuka usaha sendiri ketika alih tekhnologi telah terjadi. Atau, melalui kegiatan subcontracting antara PMA dan perusahaan-perusahaan lokal yang secara langsung juga terjadi proses alih tekhnologi.
Yang harus dimengerti oleh semua pihak, baik masyarakat, dunia usaha dan pemerintah adalah dukungan terhadap FTZ ini bukan hanya pada sebuah tuntutan jangka pendek saja. Proses ini adalah sebuah proses berkesinambungan dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal-hal diatas adalah sebuah proses yang harus melibatkan semua stakeholder, karena proses ini ibarat sebuah ban berjalan. Proses yang harus dilewati satu persatu, dimana dalam kasus Batam kita melihat bahwa setelah FTZ ada kecenderungan kenaikan minat investasi dari investor asing.
Barang menjadi murah, adalah sebuah kondisi yang diinginkan oleh masyarakat. Tugas regulator adalah mewujudkan itu, bukan dengan menurunkan harga namun dengan membuat kebijakan yang pro investasi sehingga pada proses selanjutnya daya beli masyarakat meningkat sehingga barang “terasa” murah, bukan karena harga turun. Berarti ketika berbicara FTZ itu bisa membuat harga mobil murah, maka ayo kita dukung saja FTZ dari proses awal melalui pengawasan dan pengontrolan aktif. Dan ketika FTZ ini berbuah hasil dengan meningkatnya daya beli masyarakat Batam, siapa tau keinginan mengkonsumsi barang-barang mewah seperti mobil dapat tercapai karena keadaan Batam yang diharapkan nantinya adalah Batam yang sejahtera Bukan karena harganya turun dan semua mampu mengkonsumsinya saat ini juga.
Kita dapat belajar dari tempat lain, dan mencoba membandingkan dengan Shenzen yang belajar ke Batam dan mulai membangun Kota tersebut sejak tahun 1980, maka beberapa faktor-faktor penting yang mendasari kesuksesannya adalah: Pertama, dan yang paling utama adalah dukungan dari Pemerintah Pusat dalam penyusunan kerangka kebijakan khusus untuk Shenzhen . Kedua, Shenzhen telah menjadi rumah bagi orang asing dari seluruh negara. Ketiga, memungkinkan memberikan kemudahan di bidang keuangan, dimana Shenzhen menyediakan pembiayaan bahkan untuk usaha yang relatif berisiko. Keempat, infrastruktur yang modern. Kelima, Shenzhen terletak pada lokasi yang strategis, sebagai kota pantai yang berbatasan dengan Hong Kong, China Keenam, pemerintah Shenzhen dijalankan secara efisien, dan cenderung terus mereformasi dan meningkatkan prosedur administrasi. (PRM Policy Notes Series 2, 2007, Special Economic Zones and Competitiveness, A Case Study of Shenzhen, the People's Republic of China)
Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan FTZ di Batam memang disadari harus dilakukan setiap saat. Karena kepentingan Batam untuk berhasil ada ditangan kita bersama, dan tugas dari Badan Pengusahaan Batam sebagai Badan yang bertugas mengelola Kawasan Batam ini memang berat. Dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan adalah hak masyarakat, dan oleh sebab itu kita semua harus bersama-sama mengetahui bagaimana mensukseskan FTZ ini di Batam. FTZ hanyalah sebuah status yang berisikan kemudahan bagi Batam, namun untuk mencapai tujuan sebenarnya maka komunikasi anatar pemerintah, dunia usaha dan masyarakat menjadi penentu dari pembangunan Batam FTZ yang berkesinambungan.
Wednesday, February 11, 2009
Wanita yang lebih Hebat dari Wonder Woman

Aku bukan wonderwomanmu, yang bisa terus menahan rasa sakit....dst
Ini sebuah cerita yang lebih hebat dari lagunya Mulan jamel tentang Kesetiaan dan Ketidaksetiaan
Sepuluh hari yang lalu, Istriku menelpon aku yang sedang dalam posisi menunggu Meeting. Dia bercerita bahwa orang yang biasanya menolong kami setiap hari untuk mencuci baju dan menyetrika di rumah, Mbak Nani, akan pulang kampong ke Palembang, mengikuti suaminya. Dia berpamitan kepada istriku agar mengikhlaskan kepergiannya karena suaminya memaksa dia pindah ke Palembang. Dan dalam cerita istriku tersirat nada bahagia walaupun akan ditinggalkan orang yang setiap hari menolong kami.
Bahagia karena ternyata suaminya yang hanya seorang tukang telah sukses, hasil kerjanya dibelikan sawah dan sekarang dia melarang istrinya kerja rumah-kerumah, dan juga telah menyipakan rumah untuk masa depan anak istrinya. Aku kagum sekali, sebuah cerita sukses dari perjuangan para perantau, hidup yang keras dan berhasil mewujudkan mimpi. Kami juga diceritakan bahwa mereka akan membeli alat giling padi untuk masa depannya dan anaknya akan bersekolah di Palembang dengan status sebagai anak wiraswastawan. Sukses, sukses,sukses.
Rencananya mereka akan pergi 6 bulan lagi, karena harus menyipakan semuanya dan suaminya sudah duluan menyiapkan istana buat anak istrinya. Kami Cuma punya satu permintaan, tolonglah kami untuk mencari pengganti yang sebaik Mbak Nani. Dan permintaan kami diiyakan. Alhamdulillah, melihat orang yang kita pekerjakan sukses dan penggantipun juga dicarikan, sebuah nikmat Allah menghampiri kami kembali.
Seminggu yang lalu secara mendadak Mbak nani minta ijin 4 hari untuk ke Palembang, karena suaminya memanggil dan memaksa untuk melihat hasil karyanya. Dan itu dituruti, kamipun harus rela mengerjakan pekerjaannya sendiri (iyalah harus rela, kalo nggak siapa yang mau ngerjain), maka bernagkatlah Mbak nani dan berjanji hari Minggu akan balik dan langsung kerja, kami melarang karena tajut dia capek, lebih baik hari senin saja.
Satu dua hari berjalan, dan sampai pada hari Sabtu kami bepergian mengantarkan anak kami untuk show menari, ditengah jalan kami bertemu Mbak nani berjalan menuju rumah kami. Istriku langsung menelpon HPnya, dan ternyata benar Mbak Nani akan menuju rumah kami, dan akhirnya kita putuskan besok Minggu saja. Yang heran adalah kenapa hari Sabtu sudah pulang, secepat itukah naik kapal ke Palembang. Atau karena mungkin hidupnya sudah enak, suaminya membelikan tiket pesawat. Ya Alahamdulillah, semakin nikmat hidup ini melihat kebahagiaan melanda orang lain.
Ternyata kepulangan yang cepat itu juga membuat rencana Mbak Nani bertambah cepat juga, hari Rabu dia dan anaknya akan segera menyusul suaminya ke Palembang. Dan hari selasa akhirnya dia dan penggantinya langsung kerumah. Kami menego harga dan berkenalan, ya standart. Sambil juga aku mengucapkan salam buat keleuarga dan mendoakan dia semoga sukses, jangan balik ke Batam lagi karena sudah enak di Palembang. Semoga kita semua sukses dan tetap dalam perlindungan Alloh SWT.
Hari ini tadi, penggantinya dating kerumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah kami dan sambil mengakrabkan diri. Mbak Tina, begitu namanya. Ternyata dalam penjajagan keakraban itu, ada hal yang mengganjal dan akan diceritakan kepada kami tentang Mbak nani. Karena kemarin menurutnnya banyak hal yang tidak sesuai terhadap pembicaraan kami, bukan masalah gaji dan bukan masalah pekerjaan, tetapi masalah Mbak Nani.
Dia bercerita bahwa apa yang diceritakan Mbak nani adalah semuanya bohong. Cerita sebenarnya adalah, suaminya tidak pernah pergi ke Palembang. Sumaninya yang hanya seorang tukang, ternyata mengkhianati dia. Mempunya wanita simpanan lagi, dan ternyata wanita simpannya telah hamil 3 bulan, kemaren dating dengan marah2 ke Mbak nani, minta sepeda motor suaminya. Suaminya malah lari dan tidak bersedia bertanggung jawab walaupun Mbak Nani telah menyarankan untuk dinikahi saja.
Kami terhenyak mendengarnya, ternyata bukan kebahagiaan yang akan diterima, dia sedang mendapatkan cobaan dari Allah SWT. Rumahnya dijual Rp. 6 jt untuk modal pulang, dan semua gaji hasil bekerja dari rumah-kerumah dipegang suaminya untuk modal main gila sama wanita lain. Uang kiriman kakak iparnya untuk membelikan PS anaknya juga diembat suaminya untuk main pemermpuan. Masya Allah, begitu hebatkan si Mbak nani ini hingga harus mendapatkan cobaan seberat ini dari Allah SWT.
Yang menjadikan cerita ini berharga bagi aku adalah melihat kehebatan seorang wanita seperti Mbak nani. Dia mampu menyembunyikan masalah, menjaga kehormatan suaminya dan menyimpan dukanya dalam senyum. Luar biasa, seorang wanita kuta, lebih kuat dari Wonder Woman, Mulan Jamela saja bukan wonder woman, sehingga kalo Ahmad Dani membaca artikel ini mungkin dia akan buat lagu judulnya Mbak Nani.
Sebagian orang Salaf yang shalih berkata :"Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya". Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan (merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit".
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : "Asy-Syaibany pernah berkata.'Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata.'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata.'Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan.
apa yang dilakukan oleh Mbak Nani bisa menginspirasikan kenyataan bahwa kekuatan wanita itu luar biasa dan ketabahnnya juga mengalahkan ketabahan wanita normal lainnya. Kita bisa menyitirsatu ayat: Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) :"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do'a". [Al-Aqdud-Farid, 2/282]
Semoga Cerita ini bisa membawa hikmah kesabaran, keikhlasan dan ketabahan bagi kita semua. Orang seperti Mbak nani yang harus hidup dengan kerja dari rumah ke rumah mampu membuktikan ini dan kita yang lebih dari dia harus lebih mampu..
Wednesday, February 04, 2009
Sedekah Menyelesaikan Semua Masalah

Beberapa tahun yang lalu aku membaca sebuah buku mengenai kajaiban sedekah. Disitu aku membaca cerita-cerita nyata mengenai keimanan mereka dengan mengeluarkan hartanya kepada yang memerlukan. Beberapa cerita yang menarik adalah sebuah prinsip dari beberapa orang, apabila kamu takut kekurangan maka bersedekahlah. Karena sedekah itu membukakan pintu rejeki kepada kita.
Hal kedua yang aku pelajari adalah sedekah memberikan jalan keluar yang terbaik bagi pelakunya. Cerita tersebut banyak juga membeberkan mengenai penyembuhan dengan terapi sedekah. Orang yang suaminya sakit keras, justru dengan itu ia bersedekah dan diberikan keajaiban. Orang yang mengalami sakit pada dirinya sendiri kemudian bisa melewati sakitnya juga dengan sedekah.
Cerita lain juga terjadi pada orang yang menghadapi masalah, dimana sedekah memberikan mereka jalan keluar yang arif dan bijak. Pihak-pihak yang difitnah, dengan sedekah Alloh juga menunjukkan jalan keluar yang cepat dan tepat. Dan banyak hal yang patut ditiru oleh kita mengenai sedekah.
Kemudian saya mengalami sendiri dan ini kisah nyata di Bulan Ramadhan 1429 H. Ketika masuk tanggal 1 Ramadhan, saya mendapatkan kabar bahwa mertua saya masuk rumah sakit karena gulanya tinggi. Karena kita berada diluar kota, maka tidaklah mudah untuk menjenguknya. Kami hanya bisa membantu sedikit materi untuk biaya berobata Mertua. Setelah masuk hari ke tiga, kami mendengar kabar bahwa sakitnya Ibu mertua makin buruk, dan beberapa keluarga menyarankan kami agar segera pulang. Aku berdiskusi dengan istriku, dan kami sepakat agar kalau keadaan memburuk apapun kita harus datang ke Jakarta. Tetapi kami juga khawatir kalau datang sekarang, dengan biaya yang mahal pada bulan puasa, suami-istri dan anak 2, kemudian ternyata timing kurang tepat akan membuat penyesalan. Bukan materi yang kami pikirkan, tetapi banyak kejadian, orang tua yang semakin parah keadaannya malah berpulang sewaktu kita balik ke kota kita dan ini yang kami tidak harapkan.
Kebetulan besok lusa aku ada rapat dijakarta, dan aku sampaikan kepada istriku bahwa aku akan melihat kemudian kita putuskan apakah kita harus pulang atau tidak. Sampai aku dijakarta ternyata keadaan mertua sudah membaik dan Alhamdulillah, malah keadaanku di jakarta memburuk karena terserang campak. Kemudian sepulang dari Jakarta aku menceritaka kepada istriku bahwa keadaan sudah membaik, sehingga mungkin kta lebih santai menghadapinya.
Keesokan hari kami mendengar kabar bahwa keadaan fisiknya turun lagi, dan feeling kami akhirnya memutuskan, yuk kita berangkat. Alhamdulillah ada tiket yang lebih murah dari biasanya, kamik semua berangkat pada hari ke10 Ramadhan 1429 H. Sampai kami di RS Tarakan, Ibu Mertua masih menyambut kami dengan senyum, dan masih berbincang. Namun keesokan harinya keadaan tambah parah Istriku akhirnya menginap di RS Tarakan karena Ibu Mertua mengalami fase koma.
Dengan keadaan yang mengenaskan, koma dan nafas tersengal kami semua bingung. Kami terus membacakan ayat suci Al Quran, bahkan kami coba membisikkan Dua Kalimat Syahadat, jaga-jaga ini akan seperti yang kami takutkan.
Masuk hari kedua dan ketiga, keadaannya semakin memprihatinkan, dalam koma kondisi nafasnya makin tersengal. Kami semua sedih, bahkan istriku dan adiknya sering terlihat menangis dan mengaji.Semua keluarga terus berdatangan. Yang paling dikhawatirkan adalah beliau mengalami koma dalam waktu yang panjang, bahkan cerita temen-temen ada yang sampai berbulan-bulan.
Pada malam hari itu, kami terus membmbing dengan bacaan ayat suci, dan berdiskusi keadaan ibu mertua. Sampai akhirnya aku ingat akan buku yang aku ceritakan dan mengajak istriku, dan kedua adik iparku berdiskusi. Mereka semua setuju untuk terapi melalui sedekah, bahkan sevelum sakit ibu mertua pernah berkeinginan menyumbangkan hartanya ke janda-janda terlantar waktu lebaran. Kebetulan, akhirnya aku bertanya pada adik iparku berapa harta yang tersisa dari ibu mertuaku dan itu disedekahkan saja sesuai niatnya. Kita pun sepakat untuk menambah dari milik kita untuk mendapatkan yang yang terbaik untuk Mama. Adik Iparku berjanji besok pagi akan segera melaksanakan kesepakatan kita.
Keesokan hari aku sampai di RS Tarakan, istriku cerita bahwa adik iparku sudah melaksanakan sedekah. Hari itu hujan deras dan gelap gulita, padahal Jakarta waktu itu jarang hujan. Kami ceritakan kepada Ibu Mertua yang sedang koma, bahwa keinginannya telah kami laksanakan dan seketika dalam keadaan koma airmatanya menetes. Istriku bercerita bahwa genggaman tangannya mengeras. Sekitar dua atau tiga kali dia menangis, dan bersamaan dokter masuk untuk mengecek. Dokter mengatakan keadaannya memburuk, dan kami sudah pasrah. Aku segera mengabari adik iparku untuk ambil ijin dan segera ke RS Tarakan. Kami semua memang berharap yang terbaik untuk Ibu mertua kami, dan jangan mengalami penderitaan seperti ini.
Setelah kita semua berkumpul, tekanan darahnya terus turun sampai harus dibantu dengan alat. Namun mulutnya terlihat mengucapkan kata seperti ”Allah, Allah, Allah”. Alhamdulillah kami bahagia sekali mendengarnya, dalam keadaan koma dia terlihat berusaha menyebut nama Allah. Sampai pada saat paling kritis, dokter dan beberapa perwat masuk, istriku dan adikku makin keras suara membaca Yasin dan tepat pukul 14.35 WIB Ibu Merua berpulang ke Rahmatullah.
Kami semua berpelukan dan aku berkata, ”Ini sudah yang terbaik, seperti doa kita, Ikhtiar kiat dan sedekah Mama diberikan jalan yang terbaik. Dia tidak lagi tersiksa, setelah 3 hari koma. Allah telah memberikan yang terbaik untuk Mama”
Dari cerita ini, aku makin percaya bahwa sedekah kita, baik berupa materi, niat dan perbuatan baik, senyuman, dzikir dan segala amalan kebaikan akan berbuah hasil Allah telah menjanjikannya dan terbukti Ibu mertuaku mendapatkan yang terbaik dan tidak diperpanjang penderitaannya. Kisah ini semoga bisa bermanfaat bagi kita semua, bahwa kalau kita ada masalah baik pribadi, keluarga, keuangan, penyakit, fitnah dan segala macam, marilah kita coba terapi sedekah ini.
Tuesday, February 03, 2009
Bisnis Yang Pasti Untung, Sepasti Matahari Terbit di Pagi Hari

Kemarin lusa aku berbincang dengan seorang sahabat lama yang tinggal beda kota dengan aku. Dia tinggal ditanah Jawa dengan usaha kecilnya yang makin maju. Dalam pembicaraan, karena sesama sarjana ekonomi kami sampai pada topik bahasan krisis global yang melanda seluruh dunia. Mulai kita bicarakan Amerika yang sudah pasti akan hancur ekonominya, Jerman, Jepang dan beberapa negara maju lainnya.
Sampai pada Indonesia yang masih optimis dengan pertumbuhan positif, kami sepakat kita akan bisa melewati ini semua. Alasan kita adalah kejadian tahun 1997-1998, dimana kami belum lulus dan merasakan beratnya keadaan waktu itu, toh kita mampu melewatinya. Pembicaraan terus berlanjut dan karena profesiku sebagai PNS, maka aku cenderung sedikit keluhan, tetapi sebagai seorang wiraswasta tentu temanku akan mempunyai banyak keluhan.
Dia bercerita bagaimana ordernya sudah turun sampai dengan nilai 30-40 persen tahun 2008 dan dia juga khawatir akan kejadian ditahun 2009. Yang bisa dipertahankan hanya bagaimana bertahan dalam krisis dan mencoba tidak memPHK kan karyawannya karena alasan kemanusiaan. Tetapi dia juga masih bimbang, sampai kapan ini akan berlangsung dan seberapa hebat Obama akan menolong Amerika dan dunia melewati krisis ini. Dia coba perkirakan bahwa tahun 2010 kalau belum ada perubahan maka usaha ini akan bangkrut total, kalau ini bisa diprediksi dia lebih memilih untuk saving cash money atau investasi emas saja. Namun ini juga akan memukul existensi dia sebagai wiraswasta yang sudah punya relasi juga hajat hidup keluarga karyawannya.
Samapi pada saat dia bertanya, kira-kira bisnis apa ya yang aman dalam waktu menunggu krisis ini berakhir? Aku bilang, bahwa aku mendapat pencerahan dari buku dan internet. Aku sudah diberikan informasi tentang sebuah peluang bisnis yang pasti untung. Dia heran dan bertanya, ROI nya berapa? PBP berapa tahun? Resikonya high, medium atau low? Memang pertanyaan orang ekonomi hanya ini saja. Dan aku menjawab, ROI jauh sangat tinggi, PBP sangat cepat dan resiko adalah nol alias zero risk.
Dia langsung protes, ”eh gini-gini, biar kata Ipku dibawah 2,5 tapi aku juga ngerti bisnis kayak gitu Cuma ada di dongeng.”katanya agak sewot. Aku melanjutkan, dengan memulai bercerita sebuah kisah pada jaman sahabat Rasulullah.
Dulu juga pernah terjadi krisis yang mungkin lebih parah dari sekarang. Suatu ketika madinah mengalami masa paceklik yang sangat parah akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan banyak yang mati. Masyarakat madinah banyak yang mengalami kelaparan Pada saat gawat itu, dating rombongan kafilah dari syam membawa barang dagangan yang sebagaian besar berupa makanan. Rupanya barang dagangan itu kepunyaan Utsman bin Affan, Salah satu sahabat terkemuka Rasulullah yaitu Utsman bin Affan, yang kelak menjadi khalifah muslim ketiga. Para pedagang madinah berebutan ingin membelinya dengan maksud akan di jual kembali kepada masyarakat yang memang sangat membutuhkan dengan harga berlipat-lipat. Mereka menawar barang dagangan itu dengan harga 3 kali lipat dari harga pembeliannya. Tetapi tawaran yang menggiurkan itu di tolak oleh Utsman bin Affan, “Maafkan saya”, barang dagangan ini telah terjual dengan harga yang lebih besar dari itu!” tentu saja para pedagang ini keheranan, siapa yang berani membeli dengan harga tinggi itu. Mereka pun bertanya, “Wahai sahabat, siapakah orang-orang yang telah membeli barang-barang daganganmu dengan harga sangat tinggi itu?” Utsman pun menjawab dengan singkat, “Allah”!!. Dengan keheranan mereka balik bertanya, “Bagaimana caranya Allah memberikan keuntungan itu kepadamu?” jawab Utsman, “ Allah menjanjikan kepadaku keuntungan tidak kurang dari 700 kali lipat, tidakkah kalian ingat janji Allah itu dalam Al-qur’an?”. Lalu Utsman pun membacakan firman Allah berikut : “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, tidak ubahnya sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Pada masing-masing tangkai terdapat 100 butir biji”. Al- Baqarah : 261.
Dengan rasa takjub, para pedagang itu bertanya, “apakah engkau akan sedekahkan dagangan yang sangat banyak ini?” Utsman pun menjawab, “Benar. Seluruhnya aku sedekahkan kepada masyarakat yang menderita karena paceklik yang parah ini!”.
Cerita ini kan bukti, bahwa kalau kita bisnis dengan Allah pasti akan bahagia. Hasil kita dapat, orang lain juga senang dan hati kita juga bersih. Jadi jangan pernah ragu untuk setiap saat berbisnis dengan Allah melalui sedekah, menolong orang dan selalu mengedepankan hati nurani kita. Coba kalo kita lihat lagi Surat Al-Baqoroh ayat 245:“Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (Rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu di kembalikan.”
Juga di salah satu hadis qudsi: “Wahai manusia! Mengapa angan-anganmu masih juga membumbung tinggi, padahal Allah telah menjamin Rezekimu? Mengapa engkau masih kikir juga, padahal engkau tahu ganti itu dari Allah?” (Hadits Qudsi).
”Tuh kan, enak dan sudah terjamin. Mana lagi yang llebih enak, kita sudah punya jalan menuju pintu rehjeki” ujarku pada kawanku. Trus dia berkata dengan cepet” Ah teori, emang kamu udah ngejalanin?” tanyanya balik kepadaku. ”Aku masih mau mulai, maklum imanku juga belum tebel. Doain aja kau bisa seperti itu” jawabku sambil nyengir.
Jadi ilmu sudah ada, contoh sudah ada tinggal keyakinan kita akan janjiNya. Selamat mencoba Bisnis ini.
Monday, February 02, 2009
Fitnah itu Bagian dari Kehidupan

Beberapa hari yang lalu, ada seorang sahabat terkena masalah yang cukup rumit. Dia adalah seorang yang mendapatkan amanah memimpin 100 orang lebih para pekerja di lapangan yang membutuhkan sebuah skill dan keberanian karena terlambat 1 menit saja akan mengakibatkan kesalahan yang fatal, itulah deskripsi pekerjaannya. Masalah yang dihadapi adalah, dia baru sebagai pemimpin didivisi itu, dan dalam 2 bulan masa kepemimpinannya dia digoyang sebuah petisi dari 100 orang anak buahnya sendiri yang meragukan dan meintanya diganti. Dengan berbagai alasan, dari mulai penggelapan pendukung, korupsi, tidak memperhatikan kesejahteraan sampai pada tindakan yang tidak manusiawi.
Sahabatku ini pusing 7 keliling dengan masalah ini dan berniat menemui saya untuk curhat masalahnya. Akhirnya kami bertemu di satu tempat cucian mobil yang tempat nongkrongnya asyik punya buat ngobrol. Mulailah pembicaraan dengan starting point adalah rasa ditindas sahabatku oleh karena ulah anak buahnya.
“Bayangkan Den, aku udah mengusahakan semua kesejahteraan mereka. Dari atribut itu pake uangku sendiri. Seragam juga aku gak tau gimana buat ngelunasin, yang penting mereka senang. THR juga aku udah siapin, walaupun nyari duitnya sampemampus!!!” Sambil berapi-api dia berbicara.”Ta[I apa yang aku dapat??? Bukan rasa terimakasih, malah mereka semua memfitnah aku dengan keji!”dia menyambung rasa kesalnya.
”Aku tau siapa dalangnya, ada anak buahku yang paling senior, Cuma gara-gara tidak dapat promosi dia yang manas2in yang lain. Satunya, gara-gara aku motong mainannya, dia jadi terganggu. Abis bininya udah 3!”Terus dia ngomel dan bercerita, sementara aku Cuma mendengarnya saja dengan serius.
Kemuadian aku mulai bertanya, ”Atasan gimana mendengar ini? Percaya sama siapa mereka, sama Mas atau sama anak buah Mas?” tanyaku untuk memastikan bahwa apa yang menjadi tuntutan anak buahnya adalah fitnah, tetapi aku coba memakai atasannya untuk mengetahui jawabannya.
”Sudah!” jawabnya ”dan mereka bahkan mendukung, mereka bilang, ini semua buat ngejatuhin saya saja dan saya harus kuat. Berbuat baik memang harus kuat, apalagi memberantas korupsi. Ini resikonya!” jawab dia.
”Ooh, gitu Mas, Kalo gitu amanlah” Aku mulai bicara.
“Mas, aku punya cerita, mau denger gak?” aku bertanya kepada dia untuk memastikan bahwa sekarang saatku berkomentar. Dia mengiyakan dan mulailah aku bercerita hal yang berhubungan dengan fitnah.
Aku kemudian menceritakan mengenai sebuah fitnah besar yang menyerbu kehidupan sosial masyarakat Madinah pada jaman Rasulullah. Tidak tanggung-tanggung, yang difitnah adalah keluarga Rasulullah Saw. Yaitu tuduhan kaum munafik terhadap Ibunda Aisyah ra dan sahabat Shafwan bin Muaththal ra. Para ilmuwan dan para sejarahwan merekam kejadian ini. Seperti apa yang diriwayatkan Imam Bukhari dari cerita Urwah bin Zubeir terhadap apa yang menimpa bibinya (Aisyah). Fitnah ini terjadi pasca perang Bani Musthaliq pada bulan Sya’ban tahun 5 H. Rasulullah menyertakan Aisyah ra untuk menemani beliau berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau.
Dalam perjalanan kembali ke Madinah para pasukan beristirahat. Aisyah keluar dari sekedup untanya untuk sebuah keperluan, kemudian kembali lagi. Namun, tiba-tiba beliau merasa kehilangan kalungnya. Maka segera beliau turun kembali dan mencari kalung tersebut. Semantara para pasukan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Mereka mengira Aisyah sudah berada di dalam sekedupnya. Maka mereka berjalan. Ketika Aisyah kembali ia telah ditinggal rombongan. Beliau berharap pasukan mengetahui bahwa sekedup itu kosong dan kembali menjemputnya. Aisyah pun menunggu hingga tertidur.
Kebetulah ada seorang sahabat, Shofwan bin Muaththal lewat. Beliau heran melihat dari jauh ada seseorang tertidur sendirian. Alangkah terkejutnya setelah beliau tahu bahwa orang tersebut adalah Aisyah, istri Rasulullah saw. Reflek Shofwan beristirja’ (mengatakan: `innâ lilLâhi wa innâ `ilaihi râji’ûn). Aisyah terbangun juga karena terkejut. Dan mereka sama sekali tidak keluar kata-kata kecuali hanya ucapan Shafwan tersebut. Kemudian Shafwan mempersilakan Aisyah mengendarai untanya, dan Shafwan pun menuntunnya hingga mereka tiba di Madinah.
Orang-orang yang melihat mereka memasuki Madinah dengan penafsiran masing-masing, hingga terdengar desas-desus yang kurang mengenakkan keluarga Rasulullah. Kemudian kaum munafik menyulut fitnah ini dan menjadi besar kemudian mengerucut tuduhan selingkuh kepada Aisyah ra. Sehingga menimbulkan prahara fitnah di tengah kaum muslimin.
Rasul pun gundah. Dan Aisyah kembali ke rumah orang tuanya untuk meredakan fitnah ini. Urwah menuturkan perkataan bibinya yang dirundung kesedihan yang sangat hingga kehabisan air mata. Aisyah terus menerus berdoa agar Allah membebaskannya. Sebagian kaum muslimin ada yang termakan oleh fitnah ini. Hingga turunlah ayat-ayat pembebasan terhadap ibunda Aisyah yang suci dari tuduhan keji kaum munafik.
Orang-orang itu menganggap desas-desus ini sesuatu yang remeh, namun Allah menganggapnya sebuah dosa yang besar. Apalagi mereka tidak pernah mendatangkan empat orang saksi. Maka mereka, para penuduh itu bagi Allah adalah sebesar-besar pendusta. Allah mengancam orang-orang yang menyulut fitnah ini dengan hukuman yang pedih dan di akhirat. Serta membebaskan keguncangan sosial ini.
Rasulpun memerintahkan hukuman cambuk kepada sebagian sahabatnya yang terpancing dengan tuduhan ini. Mereka kembali diterima persaksiannya setelah mereka bertobat. Kecuali orang-orang munafik yang bersembunyi dari hukum Allah. Kelak Allah akan membuka tabir kebusukan mereka.
Bahkan sampai-sampai Abu Bakar geram dengan salah seorang keluarganya yang miskin yang dikafilnya ikut terlibat dan termakan fitnah tersebut, yaitu Masthah bin Utsatsah. Beliau bersumpah untuk tidak mengafilnya lagi namun Allah menegurnya, ”Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Annur: 22)
Dan kalam Allah benar-benar tegas meneguhkan kesucian orang-orang yang benar-benar dikenal baik dan sama sekali tak terpikir sama sekali untuk melakukan perbuatan keji. ”Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah (dari berpikir untuk berbuat zina), lagi beriman, mereka terkena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. Annur : 23). Terlebih bila kita mau menadabburi ayat Allah dengan pemaknaan yang dalam pada ayat 26, ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).”
Aku kemudian bertanya kepada sahabatku, “ Mas, initnya bahwa Rasulullah, Janunungan kita saja mendapatkan cobaan fitnah dari Allah SWT. Kok kita berharap gak dapat cobaan semacam itu?. Kalo mau dibandingkan, kita bukan apa-apanya Rasulullah, tapi Baginda Rasul mampu melewati dengan tabah, padahal dosa saja Beliau terjaga” aku mulai menyakinkan dia.
“Yang akan menyelesaikan adalah waktu, tapi kita yang difitnah harus tabah, sabar dan ikhlas Mas. Gak mungkin manusia seperti kita tidak kena cobaan, tapi Allah akan membuktikan bahwa selama kita benar kita akan dijaga dalam kebenaran. Tenang aja Mas, Fitnah itu pernah menimpa Rasulullah, jadi kita juga harus siap. Ok Mas!” kata ku kepada sahabatku. Dan dial antas tersenyum mendengar ceritaku dan dia bilang, Den pinjem dong buku yang cerita tentang ini tadi, kayaknya aku harus baca banyak tentang sejarah Rasulullah. Alahamdulillah temanku mau belajar lagi tentang Junjungan Besar Kita, Nabi Muhammad SAW.
Khadijah - The Greatest Love of Muhammad
Dalam keadaan menulis ini aku sedang merinding dan menahan air mata ketika harus berbicara mengenai Rasulullah yang mempunyai True Love, yaitu istri pertamanya. Pada jaman kehidupan Rasulullah, wanita mempunyai derajat yang lebih rendah. Sudah wajar apabila seorang pria mempunyai istri banyak dan juga budak wanita yang banyak. Namun apa yang kita saksikan kepada Junjungan Besar kita Nabi Muhammad SAW, yang mempunyai kesempurnaan rupa ¼ belahan bumi, dengan akhlak, kejujuran, budi pekerti dan menjadi utusan Allah. Yang Rasulullah lakukan adalah menjaga kesetiaannya kepada Cinta Sejatinya, Khadijah sampai akhir hayat Khadijah.
Muhammad Rasulullah pembawa risalah Islam hidup dan tumbuh di lingkungan tradisi poligami, tetapi justru memilih monogami. Rasul menikahi Siti Khadijah ketika berusia 25 tahun dan umat Islam perlu menyadari bahwa perkawinan Rasul yang monogami dan penuh kebahagiaan itu berlangsung selama 28 tahun: 17 tahun dijalani sebelum kerasulan (qabla bi`tsah) dan 11 tahun sesudahnya (ba`da bi`tsah). Kebahagiaan pasangan ini menjadi inspirasi dalam banyak doa pengantin yang dilantunkan pada jutaan prosesi perkawinan umat Islam.
Kalau poligami adalah mulia, mengapa Rasul tidak melakukannya sejak awal? Di mata masyarakat Arab ketika itu, Rasul sangat pantas berpoligami. Semua persyaratan poligami dimilikinya: mampu berbuat adil; keturunan tokoh Quraisy terkemuka; simpatik dan berwajah rupawan; tokoh masyarakat yang disegani; pemimpin agama yang kharismatik; dan terlebih lagi karena Khadijah tidak memberikan anak laki-laki yang hidup sampai dewasa. Namun, Rasul tidak bergeming, tetap pada pilihannya untuk monogami. Bagi Rasul, Khadijah bukan semata isteri teman tidur, melainkan lebih sebagai mitra kerja, teman dialog, tempat curhat, sahabat sejati dan yang pasti adalah belahan jiwa.
Khadijah wafat, Rasul mengalami guncangan hebat, dan begitu dalamnya kepedihan Rasul sehingga tahun kematian Khadijah diabadikan dalam sejarah Islam sebagai “amul azmi” (tahun kepedihan). Sepanjang hayatnya Rasul selalu membicarakan kebaikan dan keluhuran budi perempuan yang amat dicintainya itu. Tiga tahun berlalu dari wafatnya Khadijah, Rasul dihadapkan pada tanggung jawab besar mengembangkan syiar Islam ke Yastrib dan juga ke luar Jazirah Arab. Kondisi masyarakat yang bersuku-suku di kala itu memaksa Rasul harus menjalin komunikasi yang luas dengan berbagai suku agar dapat mendukung perjuangannya, dan perkawinan menjadi alat komunikasi yang strategis. Demikianlah Rasul kemudian menikahi beberapa perempuan demi terlaksananya syiar Islam.
Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni).
Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril 'alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
Wanita Terbaik
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: "Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain".
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: "Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti 'Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir'aun".
Perjuangan Khadijah
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Bahkan dalam satu kisah, salah satu istri Rasulullah, Aisyah pernah cemburu kepada Khadijah. “Belum pernah aku cemburu terhadap isteri-isteri Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam sebagaimana cemburunya aku kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam selalu menyebut-nyebut namanya, bahkan adakalanya menyembelih kambing dan diberikannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Bahkan pernah aku berkata, “Bukankah Khadijah itu seorang wanita tua? Bukankah Allah sudah memberikan kepadamu pengganti, isteri yang lebih muda dan baik daripadanya?”. Lalu Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam menyebut, “Tidak! Demi Allah !Dia Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan seorang pengganti yang lebih baik daripadanya. Dia (Khadijah) telah beriman kepadaku pada saat orang-orang mengingkariku. Dia membenarkan ajaran yang aku bawa di saat orang-orang mendustakanku. Khadijah membantuku dengan menginfakkan segenap hartanya ketika orang-orang menahan hartanya dariku dan Allah mengurniakanku beberapa orang zuriat dari rahimnya yang tidak diberikan oleh isteri-isteri yang lain” . [HR. Ahmad, Al-Isti’ab karya Ibnu Abdil Ba’ar].
Muhammad Rasulullah pembawa risalah Islam hidup dan tumbuh di lingkungan tradisi poligami, tetapi justru memilih monogami. Rasul menikahi Siti Khadijah ketika berusia 25 tahun dan umat Islam perlu menyadari bahwa perkawinan Rasul yang monogami dan penuh kebahagiaan itu berlangsung selama 28 tahun: 17 tahun dijalani sebelum kerasulan (qabla bi`tsah) dan 11 tahun sesudahnya (ba`da bi`tsah). Kebahagiaan pasangan ini menjadi inspirasi dalam banyak doa pengantin yang dilantunkan pada jutaan prosesi perkawinan umat Islam.
Kalau poligami adalah mulia, mengapa Rasul tidak melakukannya sejak awal? Di mata masyarakat Arab ketika itu, Rasul sangat pantas berpoligami. Semua persyaratan poligami dimilikinya: mampu berbuat adil; keturunan tokoh Quraisy terkemuka; simpatik dan berwajah rupawan; tokoh masyarakat yang disegani; pemimpin agama yang kharismatik; dan terlebih lagi karena Khadijah tidak memberikan anak laki-laki yang hidup sampai dewasa. Namun, Rasul tidak bergeming, tetap pada pilihannya untuk monogami. Bagi Rasul, Khadijah bukan semata isteri teman tidur, melainkan lebih sebagai mitra kerja, teman dialog, tempat curhat, sahabat sejati dan yang pasti adalah belahan jiwa.
Khadijah wafat, Rasul mengalami guncangan hebat, dan begitu dalamnya kepedihan Rasul sehingga tahun kematian Khadijah diabadikan dalam sejarah Islam sebagai “amul azmi” (tahun kepedihan). Sepanjang hayatnya Rasul selalu membicarakan kebaikan dan keluhuran budi perempuan yang amat dicintainya itu. Tiga tahun berlalu dari wafatnya Khadijah, Rasul dihadapkan pada tanggung jawab besar mengembangkan syiar Islam ke Yastrib dan juga ke luar Jazirah Arab. Kondisi masyarakat yang bersuku-suku di kala itu memaksa Rasul harus menjalin komunikasi yang luas dengan berbagai suku agar dapat mendukung perjuangannya, dan perkawinan menjadi alat komunikasi yang strategis. Demikianlah Rasul kemudian menikahi beberapa perempuan demi terlaksananya syiar Islam.
Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni).
Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril 'alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
Wanita Terbaik
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: "Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain".
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: "Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti 'Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir'aun".
Perjuangan Khadijah
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Bahkan dalam satu kisah, salah satu istri Rasulullah, Aisyah pernah cemburu kepada Khadijah. “Belum pernah aku cemburu terhadap isteri-isteri Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam sebagaimana cemburunya aku kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam selalu menyebut-nyebut namanya, bahkan adakalanya menyembelih kambing dan diberikannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Bahkan pernah aku berkata, “Bukankah Khadijah itu seorang wanita tua? Bukankah Allah sudah memberikan kepadamu pengganti, isteri yang lebih muda dan baik daripadanya?”. Lalu Rasulullah Sallallahu alaihi wa Sallam menyebut, “Tidak! Demi Allah !Dia Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan seorang pengganti yang lebih baik daripadanya. Dia (Khadijah) telah beriman kepadaku pada saat orang-orang mengingkariku. Dia membenarkan ajaran yang aku bawa di saat orang-orang mendustakanku. Khadijah membantuku dengan menginfakkan segenap hartanya ketika orang-orang menahan hartanya dariku dan Allah mengurniakanku beberapa orang zuriat dari rahimnya yang tidak diberikan oleh isteri-isteri yang lain” . [HR. Ahmad, Al-Isti’ab karya Ibnu Abdil Ba’ar].
Tuesday, January 27, 2009
Masalah Menjadi Indah Jika Kita Bersama Allah SWT

Sebuah perjalanan hidup memang harus dengan bijak menyikapi. Berbagai masalah akan terus berdatangan sebagai bunga dalam kehidupan. Ibarat kebun itu adalah kehidupan, rumput, bunga dan pohon menjadi isi dari kehidupan. Kurangnya air akan mendatangkan masalah pada tanaman dan solusinya adalah memberikan air. Apabila hama menggerogoti tanaman maka kita juga harus membuang hama dengan obat hama. Apabila rumput tumbuh liar kita juga harus memotong untuk keindahan.
Hijaunya rumput adalah indah apabila terpelihara dan semak belukar hijau juga tidak sedap dipandang mata. Itulah kehidupan, semua masalah adalah usaha kita untuk membuat kita menjadi lebih baik kedepan. Dengan cara menyirami rohani, memperbaiki akhlak, menyempurnakan ikhtiar, belajar segala hal baru dan emngevcaluasi kesalahan.
Tiga bulan terakhir ini masalah keuangan mendera saya secara beunrun, baik masalah finasial maupun spiritual. Masalah awal datang ketika saya harus memperbaiki ac mobil saya 2 kali berturut-turut dalam 1 bulan dengan ongkos mencapai Rp. 3 juta. Kemudian bulan desember 2008 saya harus mengalami putus tali kopling dihari minggu sewaktu jalan-jalan bersama keluarga. Lucunya kejadian itu tepat didepan Shoping Centre pas di halte.
Saya berfikir dengan kuat, mungkin saya kurang sedekah sehingga ini beruntun mengalami pada saya. Namun rasa syukur juga saya panjatkan bahwa ini terjadi pada hari minggu siang, bukan malam hari ditengah hutan yang biasa saya lewati. Alloh memberikan waktu terbaik dikala ini harus diganti, rusak pada waktu terbaik, Alhamdulillah. Lebih bersyukur ketika saya hanya mengeluarkan ongkos Rp. 10 ribu untuk mencari bengkel yang mau pada hari minggu, atas jasa tukang ojek dia menunjukkan bengkel yang berjarak hanya 2 km dari lokasi dan dalam waktu 1 jam saja masalah selesai. Soal biaya, ternyata itu hal yang harus kita keluarkan hanya saja Allah memberikan waktu terbaik dan terhemat. Bayangkan apabila terjadi pukul 9 malam dan kita harus meninggalkan mobil ditengah jalan kemudian keluarga harus naik taksi pulang kerumah. Alhamdulillah.
Tiga minggu kemudian, mobil saya bermasalah lagi pada kampak roda kanan, dan Allah kembali menunjukkan kebesarannya. Saya berangkat ke kantor dengan keadaan mobil berbunyi kencang dan saya minta tolong teman mengantarkan kepada bengkel langganan dekat kantor. Begitu berat rusaknya mobil ternyata hanya menghabiskan rupiah yang sedikit. Hebatnya lagi mobil tersebut benar dan diantarkan kerumah karena selesai pada malam hari. Alhamdulillah, saya mendapatkan nikmat service yang prima.
Ditengah musibah ini saya harus mengumpulkan uang untuk membayar kuliah S2 saya dan kembali Allah memberikan jalan keluar dengan pintu rezeki atas ikhtiar saya yang sungguh-sungguh. Saya mampu membayarkan uang kuliah saya dengan penuh dan terimakasih kepada Allah dengan segala jalan yang tidak kita sangka-sangka mendatangkan rezeki pada kita.
Kemarin saya merasakan ada yang tidak beres pada mobil saya, ketika gasnya tersendat. Karena Liburan imlek saya memutuskan untuk kebengkel besok, saya yakin ini pompa bensin yang ngadat, padahal baru tahun lalu saya mengganti pompa bensin. Tadi pagi ketika saya memanasi mobil, masih terlihat lancar,namun ketika saya harus mengantarkan anak saya sekolah....waw, si mobil mogok. Saya kemudian mengantarkan anak saya sekolah naik ojek sembari mencari mekanik yang mau datang menservis mobil saya. Selidik punyaselidik ternyata CDI nya yang rusak dan hampir semua bengkel tutup dan tidak ada yang menjual spare part. Saya berdoa kepada Allah agar mendapatkan kelancaran, dan saya akhirnya mendapatkan barang tersebut ditoko yang pertama saya datangi karena semua toko spare part tutup liburan imlek. Dengan harga total Rp. 1 juta akhirnya semua bisa berjalan normal.
Ada beberapa pelajaran yang saya ambil dari kejadian-kejadian diatas, a.l.:
1. Cobaan masalah keuangan menjadi indah karena orang lain mungkin mengalami cobaan pada hal lain seperti kasih sayang, ketidak setiaan, kemurtadan, kesombongan dan penyelewengan kekuasaan. Menurut saya cobaan Alloh terhadap masalah keuangan disertai dengan jalan keluar apabila kita pasrah.
2. Semua cobaan saya renungi dan resapi akibat dari kurangnya amalan baik saya dalam kehidupan dan ini harus menjadi koreksi kita.
3. Cobaan Allah memberikan jalan yang terbaik, waktu yang tepat, jalan keluar yang sederhana dan penyelesaian yang cepat. Rasa bersyukur harus ditempatkan didepan.
4. Ketika cobaan datang, pertama kali adalah menerima cobaan ini dengan lapang dada, dan berfikir apabila waktu kita tidak tercurah pada menyelesaikan masalah ini mungkin akan ada masalah yang lebih sulit menimpa, jadi Alahamdulillah dan Innailaihi.....adalah kalimat yang harus diucapkan duluan.
5. Kepercayaan kepada Allah akan keadilan dan terbaiknya masalah menjadi kunci kita dalam membenahi diri, Allah tau bahwa cobaannya untuk kita pasti mampu kita lewati dengan baik apabila kita menerima dengan segenap hati dan bersyukur.
Semoga Allah tetap melindungi saya dari musibah, karena Allah maha pengasih lagi maha Penyayang dan Allah akan menunjukkan jalan terbaik bagi umatnya yang bersyukur.
Amin.
Subscribe to:
Comments (Atom)
